Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Nyata: "Rumah Keluarga Kami Bukan Rumah Hantu!"

15 Oktober 2020   22:03 Diperbarui: 15 Oktober 2020   22:09 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, salah seorang pemilik rumah, seorang ibu pun membuka cerita. Suami ibu ini adalah anak kedua dari keluarga pemilik rumah. Ibu ini sendiri berasal dari bagian Selatan Filipina.

Dia mengatakan bahwa di kalangan masyarakat sekitar, rumahnya dinilai sebagai rumah hantu. Angker. Ada yang takut kalau melewati rumah itu. Karena ini, keluarga itu menjadi agak terganggu. Bagaimana mungkin, rumah keluarga mereka dikatakan sebagai rumah hantu.

Saya katakan, barangkali pandangan itu terlahir karena rumah ini tidak ditempati dan dirawat. Pada saat rumah tidak ditempati dan diperhatikan, rumah itu terlihat kusam. Kesannya begitu terasing.

Barangkali karena ini orang gampang terjebak pada pandangan bahwa rumah tua itu adalah rumah hantu. Apalagi setiap ada film horor, rumah-rumah seperti itu kerap menjadi latar belakang film.

Rupanya dugaan saya tidak merespon baik pandangan masyarakat. Pandangan masyarakat semakin kuat ketika terjadi peristiwa kematian di rumah itu. Dua peristiwa kematian terjadi di rumah itu pada satu tahun terakhir.

Yang meninggal dunia adalah mereka yang tidak mempunyai sejarah sakit. Tiba-tiba meninggal dunia. Salah satunya, meninggal di rumah itu. Kakak ipar dari ibu yang mengisahkan tentang pandangan masyarakat tentang rumah itu sebagai rumah angker.

Setahun kemudian, di awal tahun ini, salah seorang keponakan mereka juga meninggal setelah berkunjung ke rumah itu. Padahal, keponakan mereka itu masih berusia di atas 30-an tahun.

Rentetan peristiwa ini seolah mengamini pandangan masyarakat. Rumah keluarga mereka adalah rumah hantu.

Makanya, tidak sedikit orang yang meminta agar rumah itu dirobohkan kalau tidak ada yang menempatinya. Akan tetapi, pemilik rumah itu tidak begitu saja mengiakan pandangan masyarakat setempat beserta usulan mereka untuk merobohkan rumah itu.

Bagi pemilik rumah, rumah itu adalah rumah keluarga mereka. Bukan rumah hantu sebagaimana yang dipikirkan masyarakat.

Di rumah itu, mereka dibesarkan. Di rumah itu mereka merasakan kasih sayang orangtua. Di rumah itu, mereka menyaksikan perjuangan orangtua mereka hingga mereka menjadi sukses. Pendeknya, rumah itu menjadi saksi sejarah di dalam kehidupan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun