Hal ini juga terjadi karena keterbatasan mengenal karakter diri kita. Pasalnya, kita semua berbeda. Karakter, minat dan kepribadian kita berbeda antara satu sama lain.
Perbedaan ini bisa menghambat seseorang untuk bisa melakukan hal yang persis sama dengan apa yang dilakukan oleh orang lain. Kalau tidak kuat, muncul rasa stress dan frustasi. Perasaan ini terjadi karena tidak bisa melakukan apa yang dibuat orang lain.
Karenanya, kita perlu mengenal diri kita sendiri. Pengenalan diri bertujuan agar kita bisa tahu orientasi diri kita.
Contohnya, kalau kita tahu dan sadar jika kita berminat untuk menulis, lebih baik kita menekuni bidang itu tanpa terlalu peduli untuk menyamai pencapaian dan kesuksesan orang lain. Menulis seturut kemampuan kita masing-masing.
Atau juga, kalau tidak berbakat di dunia musik, kita tidak boleh memaksa diri untuk meniru dan menjadi seperti orang lain. Kita boleh berlatih, tetapi bukan dengan itu kita ingin agar kemampuan kita setara dengan orang-orang yang sudah berbakat. Jadilah diri sendiri tanpa perlu meniru apa yang dilakukan oleh orang lain.
Pengenalan diri ini juga bertujuan agar kita bisa tahu apa yang mesti kita lakukan, terlebih khusus selama masa karantina. Bukan sekadar mengikuti arus utama dengan apa dilakukan oleh orang lain.
Misalnya, kalau semua orang membuat video Tik-Tok, Â orang pun mesti seperti itu. Gaya dan model goyangannya sama. Jadinya, orang yang menonton gampang menerka idenya. Jadinya, cepat menjadi bosan.
Kita mesti mempunyai pegangan tersendiri agar itu bisa memberikan manfaat. Tentunya, di sini kita mesti mengenal diri kita. Kita mengenal kemampuan, kepribadian dan bakat yang kita miliki.
Beberapa hari lalu seorang teman menanyakan saya apakah saya berkebun ataukah tidak selama masa karantina. Jawaban saya, tidak.
Teman ini mengakui kalau dia berkebun selama masa karantina hanya karena dia melihat hasil postingan seorang teman di sebuah grup media sosial. Atas dasar itu, dia mencoba berkebun. Namun, dia agak kecewa karena hasilnya gagal. Bahkan dia mengeluh karena dia sudah mengorbankan waktu dan tenaga hanya untuk berkebun.
Saya kira langkahnya tidak salah. Yang menjadi persoalan saat apa yang dilakukannya itu merupakan upaya untuk meniru apa yang dilakukan oleh orang lain. Saat upaya itu tidak berjalan sebagaimana mestinya, pada saat itu pula dia akan merasa kecewa dan marah.