Betapa tidak, hari Valentin kerap menjadi target dan perhatian remaja atau anak muda. Menjual barang-barang seperti itu merupakan cara untuk menangkap peluang pasar.
Apalagi toko buku tersebut terletak tak jauh dari kampus. Anak-anak kampus pastinya berdatangan untuk membeli barang-barang yang bernuansa valentine tersebut.
Perayaan hari Valentine sudah berevolusi. Pesannya tetap sama. Di hari Valentine kita merayakan kasih sayang.
Hari valentine tidak hanya dirayakan oleh orang-orang Kristen, tetapi siapa saja boleh merayakannya.
Ini berarti kasih itu universal. Kasih itu bukan kepunyaan satu atau dua agama. Tetapi kasih itu ada dan bermula dari dalam diri setiap orang. Dengan kata lain, setiap orang mempunyai potensi atau kapasitas untuk mencintai sesama.
Makanya, cinta atau kasih identik dengan organ hati, salah satu organ penting tubuh manusia.
Orang Mesir yakin kalau organ hati merupakan sumber kenangan dan emosi. Makanya, saat menguburkan seseorang sebagai mumi, orang Mesir akan tetap meninggalkan organ hati di dalam tubuh jenasah, sementara organ-organ tubuh lainnya dikeluarkan.
Dalam pandangan Kristen juga, organ hati selalu diidentikkan dengan kasih.
Pandangan-pandangan ini terus hidup hingga saat ini di mana organ hati selalu dengan identik dengan cinta.
Organ hati juga menjadi bagian penting dari tubuh kita manusia. Berkaitan dengan ini, secara tidak langsung kita juga diingatkan kalau setiap kita mempunyai potensi dari dalam diri untuk mengasihi dan mencintai.
Singkatnya, siapa saja bisa mengasihi. Karena itu, tidaklah benar kalau hanya mengkungkung ungkapan menghasihi pada sekelompok grup dan orang, serta pada hari tertentu saja.