Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Salam bahagia.
Selamat berjumapa kembali dengan saya Mohammad Dori Julianto, calon guru penggerak angkatan 10 Kabupaten Sukabumi dari SMPN 3 Tegalbuleud Satu Atap. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan tugas koneksi antar materi modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Berikut pemaparan saya, selamat membaca.
Kegiatan Pemantik Koneksi Antar Materi Modul 3.1
Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:
"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
1. Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Menurut pendapat saya mengenai kutipan di atas adalah bahwasanya menanamkan nilai-nilai kebajikan atau prinsip dalam hidup kepada anak-anak merupakan pembelajaran yang penting. Mengambil pelajaran dari suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya sehingga anak memiliki nilai hidup. Bukan hanya pelajaran yang nyata saja melainkan pembelajaran abstrak yang bermakna yang meresap kedalam jiwa serta pemikirannya yang didasari oleh budi pekerti luhur.
Â
2. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Setiap orang tentunya memiliki prinsip dan nilai-nilai kebajikan yang diyakini merupakan suatu hal yang benar menurutnya. Prinsip atau nilai-nilai kebajikan ini merupakan nilai universal yang positif tentunya akan memberikan dampak yang positif terhadap perilaku seseorang. Tanggung jawab, integritas, kejujuran merupakan sebagian kecil dari nilai-nilai kebajikan yang memberikan dampak secara lansung pada lingkungan sekitar. Sebagai contoh saya sebagai seorang guru yang bertanggung jawab pada tugas-tugas saya akan berdampak langsung pada murid-murid saya jika saya lalai dalam menjalanjan tugas mengajar. Jika saya tidak masuk ke kelas tanpa alasan yang jelas, pasti murid akan kena dampak karena tidak memperoleh haknya untuk belajar.
Â
3. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Saya sebagai pemimpin pembelajaran tentunya memiliki kendali penuh akan proses pembelajaran yang ada di kelas ataupun di sekolah. Saya memberikan kontribusi dalam hal menentukan rancangan pembelajaran yang berpihak pada murid. Seperti dalam membuat modul ajar, menentukan strategi pembelajaran, menentukan asesmen pembelajaran dan lain sebagainya. Tentunya jika hal ini tidak saya lakukan maka tidak akan terjadi proses pembelajaran yang diharapkan.
4. Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Seorang manusia dilahirkan menurut kodrat alam dan kodrat jamannya masing-masing. Pendidikan merupakan upaya sadar untuk menuntun masusia dalam memperoleh kebahagaian dan keselamatannya. Pendidikan mencakup pengajaran akan makna kehidupan dan pendidikan akan nilai-nilai kebajikan universal. Nilai-nilai ini yang harus dimiliki oleh manusia untuk menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan sesuai dengan akhlakul karimah. Dengan pendidikan manusia belajar untuk mengatur emosi, sosial, perilaku yang baik dan mengendalaikan perasaannya.
Â
Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun kodrat alam dan kodrat jaman seseorang untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia seutuhnya. Sebagai guru sangat perlu untuk memahami filosofis ini karena guru merupakan ujung tombak dari pendidikan. Guru harus mampu untuk menerapkan pemikiran KHD ini dalam pembelajaran yang dilakukan. Dalam konsep pedidikan menurut KHD, sistem among dan konsep pratap triloka adalah kompeteni yang harus dipahami oleh guru. Seorang guru yang menerapkan sistem among merupakan pamong bagi murid-muridnya dalam pembelajaran karena guru adalah pemimpin dalam pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran tentunya guru harus memiliki kemampuan yang baik dalam mengambil keputusan dalam situasi yang sulit. Asas pratap triloka dapat menjadi pedoman bagi guru sebagai pemimpin pembelajaran. Segala keputusan yang diambil dalam pemimpin pembelajaran haruslah mementingkan kebutuhan belajar murid karena guru adalah fasilitator dalam pembelajaran.
Tiga hal yang penting dalam pratap triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulada merupakan filosofi atau pemikiran bahwa guru adalah seorang pemimpin yang senantiasa berada di depan untuk memberikan tauladan bagi anak murid. Dalam konteks sebagai pengambil keputusan guru yang merupakan pemimpin pembelajaran senantiasa bertindak, berpikir, berperilaku sebagai panutan. Ing Madya Mangun Karsaartinya guru senantiasa berada bersama atau berada di tengah anak murid untuk membimbing, menuntun dan mengayomi anak murid dalam cipta, rasa dan karsa. Guru harus memainkan peran ganda, bahkan multi peran ketika berada bersama anak muridnya. Guru harus mampu memediasi, memfasilitasi, dan menginspirasi muridnya. Tut wuri handayani memiliki makna bahwa guru berdiri di belakang anak murid untuk memberikan semangat atau dorongan kepada mereka agar mampu menjadi kepemimpinan murid. Guru memiliki kewajiban untuk memberikan kesempatan kepada anak muridnya melakukan sesuatu dan melakukan karya-karya inovatif, kreatif dari muridnya.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Secara alamiah nilai-nilai kebajikan universal telah ada dalam diri manusia sebagai identitas pribadi. Nilai-nilai kebajikan yang meliputi keadilan, kejujuran, tanggungjawab, integritas, kasih sayang, komitmen, saling menghormati dan saling menghargai, percaya diri dan masih banyak lagi. Nilai-nilai ini merupakan prinsip yang harus kita pegang teguh dalam segala aspek kehidupan kita termasuk dalam mengambil sebuah keputusan dari suatu persoalan.
Sebagai guru yang merupakan pemimpin dalam pembelajaran tentunya tidak terlepas dari membuat keputusan-keputusan yang harus diambil dalam menyikapi permasalahan yang timbul dalam pembelajaraan. Terkadang suatu permasalahan dapat membuat guru berada dalam situasi dilema etika (benar lawan benar) atau dalam dua pilhan antara benar atau salah (bujukan moral) yang menuntut membuat keputusan yang tepat. Dalam situasi seperti itu, nilai-nilai dan prinsip yang ada dalam diri guru berperan penting dan mempengaruhi keputusan yang diambil. Terkadang seringkali pilihan keputusan akan bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakini karena bisa saja permasalahanya adalah dilema etika. Akan tetapi sebagai seorang guru dalam mengambil keputusan haruslah memperhatikan keberpihakan pada murid sebagai pusat belajar.
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Kegiatan coaching membantu guru dalam menggali informasi yang diperlukan dalam pemecahan masalah. Permasalah atau kendala yang sering dihadapi dalam pembelajaran seringkali membuat kita merasa ingin menyerah saja akan tetapi coaching yang dilakukan dengan pembimbing atau fasilitator memberikan pencerahan dalam pemikiran kita sehingga kita dalam menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Hal ini sangat efektif dan dapat memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapai dalam proses pembelajaran dan pengumpulan tugas-tugas.
Kegiatan coaching ini juga dapat kita terapkan dalam menyelesikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah. Saya sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, setelah mengikuti pendidikan guru penggerak ini merubah pola pikir dan tindakan saya dalam menangani segala permasalahan yang berkaitan dengan murid. Keputusan yang diambil harus menerapkan analisis empat paradigma, tiga prinsip dan sembilan langkah dalam mengambil keputusan sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat dan berpihak pada murid.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Keputusan yang diambil merupakan hasil dari pemikiran yang mendalam. Keputusan haruslah dibuat dalam keadaan emosi yang stabil karena jika keputusan diambil dalam keadaan emosi tinggi maka hal tersebut akan berakibat buruk. Tentunya sangat berpengaruh keadaan sosial emosional seseorang dalam mengambil keputusan. Seorang yang sedang dengan amarah akan sembrono dalam mengambil keputusan apalagi dalam masalah dilema etika yang perlu dipikirkan dengan tenang.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Studi kasus yang dilakukan guru pada masalah moral atau etika memberikan pengutan akan kompetensi guru untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat. Hal ini akan menumbuhkan sikap empati, toleransi, menghormati dan menghargai lingkungan sekitar. Dalam menghadapi sutu permasalahan dilema etika hendaknya seorang guru mengambil langkah paradigma dan prinsip dalam mengambil keputusan dengan sembilan langkah pengamblan keputusan. Sementara dalam menghadapi permasalahan bujukan moral, seorang guru hendaknya memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal dan prinsip-prinsip yang diyakini sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat hendaknya memperhatikan dan menggunakan langkah-langkah dalam mengambil keputusan yaitu memenuhi empat paradigma, tiga prinsip dan sembilan langkah. Dengan begitu keputusan yang diambil dapat berdampak baik bagi lingkungan.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang saya hadapi dalam lingkungan untuk mengambil sebuah keputusan adalah perbedaan sosial budaya yang ada di lingkungan. Perbedaan ini dapat mempengaruhi nilai-nilai yang saya yakini dengan pertimbangan nilai-nilai dalam masyarakat. Pertentangan-pertentangan yang timbul adalah kendala yang harus diselesaikan dengan bijak. Keputusan yang diambil memang harus memperhatikan dampak bagi lingkungan masyarakat agar keputusan tersebut dapat didukung dan berdampak baik bagi lingkungan sekitar.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Dalam konteks pengajaran yang memerdekakan murid, maka proses pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang berpihak pada murid. Pengambilan keputusan yang dilakukan tentu akan mempengaruhi pola pengajaran yang kita lakukan terhadap murid. Pengajaran yang memerdekakan murid bisa dilakukan oleh seorang guru melalui pembelajaran diferensiasi yang dipilihnya yang bisa mengakomodasi kebutuhan murid secara utuh. Seorang guru hendaknya lebih banyak memberikan ruang bagi murid dalam proses pengajaran untuk merdeka mengemukakan pendapat dan mengekspresikan bakat dan potensi yang dimiliknya. Dengan demikian murid-murid dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan pilihannya sendiri tanpa paksaan dan campur tangan orang lain yang membuat mereka mendapatkan kebahagiaannya.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Guru sebagai pemimpim pembelajaran harus memahami paradigma pengambilan keputusan jangka pendek atau jangka panjang. Hal ini penting karena keputusan yang diambil akan berdampak pada murid baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Ketika guru dihadapakan dalam suatu permasalah murid yang termasuk dilema etika maka keputusan yang diambil haruslah keputusan yang berdampak pendek ataupun panjang bagi murid. Perlu mengkaji lebih dalam dampak baik buruknya, dampak saat ini dan dampak masa depan murid. Pertimbangan-pertimbangan tersebut akan menguatkan keputusan yang diambil adalah benar dan tepat.
Seperti yang saya alami sebagai wakasek kesiswaan di sekolah saya. Saya menghadapi permasalaha dilema etika dimana ada murid yang melakukan pencurian handphone milik murid lain. Setelah terbukti melakukan pencurian, tindakan yang sebaiknya dilakukan untuk murid tersebut menjadikan sebuah dilema buat saya. Keputusan yang diambil harus memperhatikan masa depan murid tersebut walau dia bersalah karena telah mencuri tetapi dia masih memiliki hak untuk masa depannya. Itulah yang saya lakukan yaitu memperhatikan aspek jangka pendek terkait mentalnya dan jangka panjang terkait masa depannya untuk melanjutkan sekolah.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Saya dapat menyimpulkan dari materi ini adalah bahwa sebagai pemimpin pembelajaran seyogyanya kita dalam mengambil keputusan harus memperhatikan empat paradigma berpikir, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengujian pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil harus berpedoman pada prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara, dengan kesadaran penuh, emosi yang stabil dan dapat dipertanggungjawabkan.
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pada permasalaha dilema etika dibutuhkan analisis mendalam dalam mengambil keputusannya denga memperhatikan lingkungan sekitar. Sedangkan bujukan moral merupakan permasalahan yang akan saling bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip yang diyakini oleh pengambil keputusan. Dengan empat paradigma pengambilan keputusan, kita tahu mana langkah yang harus ditempuh selanjutnya dalam menentukan solusi dari masalah. Keputusan yang diambil tersebut harus memenuhi kriteria pengujian pada sembilan langkah pengambilan keputusan.
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah. Pada saat pengambilan keputusan waktu itu saya belum mengetahui materi pada modul ini, akan tetapi apa yang saya renungkan dan pikirkan dalam mengambil keputusan waktu itu memenuhi kriteria empat paradigma berpikir, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengujian pengambilan keputusan.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Konsep ini memberikan penguatan pada kompetensi saya dalam mengambil sebuah keputusan, saya menjadi yakin dan percaya diri untuk menerapkannya dalam setiap permasalahan yang saya hadapi di masa depan. Dalam mengambil keputusan saya akan memperhatikan empat paradigma berpikir, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengujian pengambilan keputusan.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting karena hal ini memberikan pengetahuan dalam mengambil keputusan. Sebagai pemimpin pembelajaran tentu dibenturkan dengan permasalahan yang harus diselesaikan solusinya. Keputusan dalam menyelesaikan masalah ini berdampak untuk lingkungan sekitar, dengan menerapkan empat paradigma berpikir, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengujian pengambilan keputusan maka guru sudah tentu cakap sebagai pemimpin pembelajaran.
demikian pemaparan yang dapat saya sampaikan, semoga menginspirasi pembaca sekalian. Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H