Mohon tunggu...
Donsianus Rondo
Donsianus Rondo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Filsasfat

Pecinta Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencintai Lingkungan Hidup dari Antroposentrisme Menuju Bioregionalisme

29 Juni 2021   21:34 Diperbarui: 29 Juni 2021   21:54 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara etimologis, biosentrisme berasal dari kata bahasa Yunani yaitu bios yang berarti kehidupan dan bahasa Latin regio(nal) yang berarti wilayah. Biosentrime mengandung pengertian kehidupan yang berpusat pada wilayah, tanah, habitat tempat tinggal setempat. Atau falsafah hidup tentang hidup sesuai dengan kekhasan wilayah setempat. Singkatnya biosentrisme adalah ajaran tentang bagaimana hidup di tempat asal, tempat setempat di mana kita lahir, yang selaras dengan alam tempat aslinya dan selaras dengan budaya setempat.

Filsafat bioregionalisme pertama kali digunakan oleh Allen Van Newkirk sekitar 1970-an. Newkirk memahami bioregionalisme sebagai sebuah proses teknis dalam mendefenisikan wilayah budaya yang ditafsirkan sebagai biogeografis, di mana aktivitas manusia yang menjaga lingkungan termasuk restorasi ekositem, sambil menggali kembali model-model aktifitas manusia yang selaras deengan kenyataan biologis alam yang ada.

Bioregionalisme mengajak kita untuk memahami tempat, rumah, alam, tempat yang begitu dekat dengan kehidupan manusia. Inti dari filsafat bioregionalisme adalah kesadaran akan tempat. Tempat menjadi keseluruhan kesadaran dan sekaligus membentuk sudut pandang, cara berpikir, dan cara berada. Tempat dalam hal ini adalah oikos, habitat, alam yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari setiap hidup manusia. Dengan demikian bioregion tidak hanya mengacu pada hamparan geografis, tetapi juga hamparan kesadaran, kesadaran ekologis untuk membangun kehidupan yang harmonis. Bioregion mencakup ruang fisik dan juga ruang mental-sebuah kesadaran.

 Dengan mengacu pada dua prinnsip bioregionalime di atas, maka ada dua pola hidup yang perlu dibenah. Pertama; Bagai mereka yang masih mendiami wilayah biotis yang masih asli dan utuh dengan segala pemberian alam yang kaya, bioregionalisme mengajarkan untuk jangan meninggalkan tempat itu dengan tetap memperhatikan keharmonisan ekologis. 

Bioregionalis mengajarkan untuk hidup dalam kondisi yang disediakan alam. Hidup dengan kondisi dan bergantung dari ketersedian bukan berarti hidup dalam kemiskinan, tetapi sebaliknya hidup dalam kelimpahan yang disediankan oleh alam (tanah, air, udara yang bersih,dll). Hidup sesuai dengan kondisi yang disediakan alam merupakan sebuah senih hidup yang indah dan asri, penuh sukacita, sebuah kehidupan dengan kekayaan dan kelimpahan berkat dari alam, dengan terus menjaga dan merawat alam sebagai bentuk aktualisasi identitas sebagai makhluk ekologis. Kedua; Bagi mereka yang sudah terlanjur hidup di perkotaan, bioregionalisme menawarkan gerakan 'menghuni'. Menghuni berarti membangun kehidupan dalam batas-batas dan kondisi-kondisi yang tersedia oleh alam semesta dan bukan melawan alam. Membangun hidup yang selaras dengan alam sambil mewujudkan  kehidupan baru yang berkualits tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga dalam hal kualitas lingkungan dan kualitas  sosial budaya.

Inti dari kedua pola hidup baru yang didasarkan pada filsafat bioregionalisme diatas adalah dijadikannya sebuah sistem alam sebagai acuan dasar dalam membangun kehidupan manusia. Hal ini didasarkan bahwa ada hubungan yang sangat mendalam dan hakiki antara alam dan manusia. Bioregionalisme memberi kesempatan kepada manusia untuk kembali menghayati kesatuan dirinya dengan alam sekitar, dengannya ia akan mampu mengenal identitasnya sebagai makhluk ekologi yang keberadaannya bergantung penuh pada alam lingkungan. Pertanyaan mendasar bagi manusia modern dengan latar belakang kapitalis-antropomorfis, bagaimana kita mulai merestorasi kepekaan kita akan pentingnya alam sebagai rumah tempat tinggal semua makhluk hidup? Menghadapi situasi ini manusia modern harus berjuang untuk menyelamatkan identitas bersama sebagai makhluk ekologis dan menciptakan masyarakat yang berkelanjutan. Manusia modern harus membangun kembali ekologi, habitat bagi identitas kolektifnya, yaitu menyatukan kembali budaya manusia dengan alam, mengintegrasikan kembali manusia dengan tempat aslinya.

Restorasi bioregional berarti suatu upaya sadar komunitas manusia untuk kembali ke alam, kembali ke tempat asal, keproses ekosistem setempat, untuk membangun kembali relasi komunitas manusia dengan alam. Upaya sadar diri ini mestinya termanifestasi dalam aksi merawat, melindungi, menjaga alam semesta sebagai sebuah bentuk yang lahir dari ekologis tentang hubungan esensial antara alam dengan kehidupan pada umumnya. Restorasi  di sini bermakna bahwa manusia dipanggil kembali oleh alam untuk melayani alam, sebagaimana alam yang telah melayani manusia dan kehhidupan pada umumnya tampa menuntut balik. Usaha bioregionalisme bertujuan membangkitkan kesadaran akan restorasi hubungan hakiki antara manusia dan alam, dalam wujud melayani, merawat, menjaga alam yang telah meelayani manusia dengan tanpa pamrih demi terciptanya masyarakat yang berkelanjutan, harmonis dan sejahtera.

Penutup

 Persoalan krisis ekologi sesungguhnya berakar pada paradigma manusia terhadap alam secara keliru. Dengan penekanan pada antropomorfis, manusia telah mengalami kehilangan daya nalar, dan kesanggupannya untuk mengenal identitasnya sebagai makhluk ekologi. Penekanan pada subjek aku sebagai yang unggul dari yang lain telah membukan peluang bagi manusia untuk 'menjajah' alam. Manusia adalah makhluk ekologis. Eksistensi manusia sebagai manusia mendapat afirmasi penuh dari alam baik pada level biologis yang paling dasar maupun sampai pada level ekonomi dan kultural. Maka kerusakan alam hanya akan diatasi, jika semua manusia mengenal identitasnya sebagai makhluk ekologi, membangun kesadaran moral untuk merawat, melindungi alam.

Sumber-Sumber Bacaan;

Bahan ajar materi Ekologi, Fakultas Filsafat Widya Mandira Kupang, 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun