Gue yang sudah sangat ngantuk, tanpa pikir panjang, langsung masuk dan mencari posisi ternyaman untuk tidur. Malam itu, suasana hening dan gue berusaha memejamkan mata sejenak, namun kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat yang diiringi dengan sebuah bisikan.
"Selamat malam Mas, maaf, sebelumnya, sekali lagi maaf, err~"Â terdengar suara pramugari sangat dekat di telinga gue.
"Iya, ada apa ya, Mbak?" tanya gue seadanya, masih dengan mata setengah terpejam.
"Mas, bisa tolong jangan tidur dulu, gak?" tanya pramugari lagi.
"Emangnya kenapa sih, Mbak? Salah kalau saya tidur?" ujar gue dengan nada agak kesal.
"IYA, SALAH! MAS, SALAH TIDUR!" Kata Mbak Pramugari teriak pake Toa Masjid, ketika membuka bagasi bagian atas pesawat dan membangunkan gue dari tidur singkat gue.
Setelah kurang lebih 1 ½ jam perjalanan, akhirnya sampailah kami di Ibu Kota, Jakarta. Sesampainya di Bandara, kami tidak bersinggah terlalu lama, melainkan kami langsung memesan taksi dan berbegas ke rumah Cik Lam. Sepanjang jalan, gue hanya bisa terpukau memandangi keindahan malam kota Jakarta.
"Baru pertama kali ke Jakarta ya, Mas?" ujar sopir Taksi menatap gue dari spion tengahnya.
"Iya Mas, baru pertama kali" jawab gue seadanya.
"Oalah, pantesan, hehe," kata sopir Taxi lagi, dengan ketawa yang agak tanggung.
"Emang kenapa?" tanya gue dengan penasaran.