Mohon tunggu...
DoNo Salim
DoNo Salim Mohon Tunggu... -

Seorang pemuda yang hanya ingin membagi dunianya lewat sebuah tulisan-tulisan ringan yang menghibur dan menginspirasi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mahasiswa 1/2 Abadi (Bab 1, Part 2 : Mau Jadi Apa?)

14 April 2017   11:27 Diperbarui: 14 April 2017   21:00 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cik Gong, aku wes tahu, habis ini mau lanjut kuliah apa dan dimana," kata gue dengan penuh semangat, menghampiri Cik Gong yang sedang asyik mendengarkan suara burung peliharaannya di halaman belakang.

"Emang kamu mau kuliah apa?" tanya Cik Gong dengan seadanya, sambil menatap ke arah kandang burung yang ada di atasnya.

"Aku mau kuliah di Jakarta dan ambil jurusan Ilmu Komunikasi," jawab gue lagi, masih dengan penuh rasa semangat.

"Opo iku Ilmu Komunikasi?" tanya Cik Gong lagi, sambil memasang raut wajah bingung.

"Itu loh, kuliah yang nanti kalau lulus, bisa kerja di Stasiun TV atau Radio, gitu,"

"Hmm, gimana yak, aku bingung mau ngomongnya,"

"Bingung kenapa Cik Gong?"

"Gini loh, sebenarnya aku gak masalah kamu mau kuliah apa aja. Toh kamu sudah gede dan bisa nentuin pilihanmu sendiri, tapi masalahnya ada di sodara mu yang di Jakarta,"

"Emang kenapa?"

"Mereka pasti gak akan setuju, Don. Karena, mereka dari awal pingin kamu itu lanjut kuliah, tapi ambil jurusan Akuntansi atau Manajemen."

Ibarat lagi pedekate sama cewek dan sudah dekat banget, tapi pas mau nembak, eh dia mendadak bilang, “Maaf ya, aku gabisa, aku mau fokus sekolah dulu.” Itu namanya, kampret! Seperti itulah, kekesalan gue saat harus disuruh memilih jurusan yang gak gue inginkan. Jujur gue merasa kecewa dan merasa ini gak adil buat gue. Mungkin terkesan egois, tapi gue juga punya hak, untuk bermimpi dan memilih jalan hidup gue sendiri. Bisa saja, gue turuti semua keinginan keluarga gue, tapi maaf, gue belum siap untuk menjadi Zombie. Ya, gue belum siap, kalau harus hidup dalam iming-iming gaji besar, namun semua harus gue jalani dengan perasaan kosong dan tanpa ada hati. Kenapa? Karena, gue sangat percaya, segala sesuatu yang dijalankan dengan setengah hati, pasti hasilnya akan setengah hati pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun