Karena dilema etika berhubungan dengan pengambilan keputusan yang bertujuan untuk kebaikan, yaitu situasi dimana ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan yang akan diambil tersebut secara etika benar tetapi bertentangan. Kedua keputusan yang bertentangan tersebut kalaupun diambil kedua-duanya adalah sama-sama dibenarkan (Benar Vs Benar).
Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kerja, masyarakat, dan rumah, kita sering kali dihadapkan pada situasi yang membawa dilema etika. Dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus di buat.
Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan dilema etika ini adalah dengan alasan bahwa tujuan yang diambil adalah tujuan baik ataupun dengan melakukan pembenaran terhadap cara-cara pengambilan keputusan tersebut, yang akhirnya akan menggoda seorang pengambil keputusan untuk mengambil jalan pintas dalam pengambilan keputusan ini karna hasil akhirnya dianggap menjadi hal yang baik.
Sedangkan bujukan moral adalah sustu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. Sebelum pengambilan keputusan yang berhubungan dengan bujukan moral ini sebaiknya dilihat terlebih dahulu dari aspek “seharusnya”, yaitu sebuah pertanyaan normatif tentang apa yang seharusnya terjadi sesuai dengan norma dan standar yang berlaku.
Apabila keputusan yang diambil mengandung unsur dilemma etika, Maka keputusan yang akan diambil didasarkan pada 3 prinsip pengambilan keputusan ini, yaitu:
- Berfikit berbasis hasil akhir (end-based thinking)
- Berfikir berbasis peraturan (rule-based thinking)
- Berfikir berbasis rasa peduli (care-based thinking)
Dan juga keputusan yang berkaitan dengan dilema etika, mengandung 4 paradigma pengambilan keputusan, yaitu:
- Individu Vs Masyarakat (individual Vs community)Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar dimana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompo kecil melawan kelompok besar.
- Rasa Keadilan Vs Rasa Kasihan (justice Vs mmercy)Dalam paradigm ini ada pilihan anatara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakukan yang sama bagi semua orang disatu sisi dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih saying disis lain.
- Kebenaran Vs Kesetiaan (trush Vs loyalty)Kejujuran dan kesetiaan sering kali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilemma etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
- Jangka pendek Vs jangka panjang (short term Vs long term)Padarigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara kelihatannya terbaik untuk saat ini dan terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari atau pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dan lain-lain.
Untuk mengukur efektifkah keputusan yang saya ambil, maka keputusan yang diambil tersebut dikaitkan dengan 9 langkah dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan Dilema etika, yaitu:
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini. Ada 2 alasan mengapa langkah ini adalah langkah yang penting dalam pengujian keputusan.
Alasan yang pertama, langkah ini mengharuskan kita untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama.
Alasan yang kedua adalah karena langkah ini akan membuat kita menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial.
Untuk mengenali hal ini bukanlah hal yang mudah. Kalau kita terlalu berlebihan dalam menerapkan langkah ini, dapat membuat kita menjadi orang yang terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan setiap kesalahan yang paling kecil pun. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika lagi.