Jika aku menjadi salah satu kelompok konvensional tersebut, kemungkinan-kemungkinan di atas inilah yang membuat diriku melakukan sikap defensif terhadap kehadiran aplikasi pemesanan taksi secara daring tersebut. Hal yang wajar untuk menjadi pemicu sikap pesimistis para kelompok konvensional tersebut.
Tiga penjabaran inilah yang menjadi kegelisahan bagi diriku untuk ikut berkomentar soal aksi demo para pengemudi taksi konvensional kemarin. Bagaimana pun, sebagai pihak yang mengamati, atau pihak yang pernah mengalami menggunakan aplikasi pemesanan taksi secara daring, kita memang perlu mengetahui dan memahami konsep taksi berbasis aplikasi, respon para pemakai aplikasi, dan mengapa para pengemudi bersikap pesimistik terhadap kemajuan teknologi ini.
Namun demikian, tulisan ini masih sedikit membahas persoalan terkait hal-hal regulasi, dampak yang ditimbulkan terhadap peradaban masyarakat di Indonesia, dan hal-hal lain yang membuat Internet menjadi “wabah” bagi kehidupan orang-orang di Indonesia. Maka dari itu, bagaimana komentar dan pandangan Kompasianer terkati isu ini? Ditunggu di kolom komentar ya!?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H