"Siap Presiden.. !', begitulah yang terucap di setiap mulut para mantan tentara itu saat berada tepat di depan 'Presiden' Prabowo. Dalam posisi tegap seraya mengangkat tangan kanan memberikan pernghormatan, bersama  rasa bangga yang mengguncang di dada, mereka kemudian menjabat erat tangan Presiden baru versi mereka sendiri.
Sama sekali tak ada keraguan di dalam hati mereka. Apakah merekapun juga sejenak terlupa bahwa pihak KPU masih belum tuntas menghitung jumlah suara yang masuk? Apakah fenomena ini sebagai perwujudan betapa besar harapan mereka kepada Prabowo untuk menjabat sebagai Presiden berikutnya?
4. Baliho Ucapan Selamat
Mungkin karena didorong oleh rasa senang dan bangga yang terlalu menggelora, Â para pendukung kedua paslon tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mewujudkan perasaan mereka pada selembar baliho. "Selamat Datang Presiden Baru" Begitulah kira-kira inti pesan yang tertulis pada baliho yang mereka pasang.
Bahkan ada pula yang rela berjaga siang-malam dan siap mati demi untuk menjaga agar baliho yang telah mereka dirikan itu tetap tegak berdiri dan tak akan membiatkan siapapun yang mencoba  menurunkannya.
Apakah ini juga merupakan sebagian 'Jihad' yang harus mereka perjuangkan mati-matian?
5. Salah Input
Kasus 'salah input' data suara pemilu inilah yang memicu kemarahan dari kubu Paslon 02 dan mereka menduga telah terjadi tindak kecurangan yang Terstruktur, Sistematis dan Masiv (TSM) yang dilakukan oleh KPU. 'Biasalah itu kan cuma human error', dalih KPU.
Bagaimana mungkin, kasus 'salah input' sebagai alasan yang tak perlu dipersoalkan dalam proses perhitungan suara? Sesederhana itukah pihak KPU dalam menyikapi persoalan mendasar ini?