Mohon tunggu...
Doni Arief
Doni Arief Mohon Tunggu... Faqir Ilmu

Pencari dan penikmat kebenaran paripurna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menikmati Waktu bersama Tahun Baru Hijriyah

29 Juli 2022   00:35 Diperbarui: 30 Juli 2022   07:51 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pngdownload.com, diolah pribadi

Hidupnya dikelilingi dengan tekanan hidup, pekerjaan yang menumpuk, ekspektasi pergaulan yang memaksanya untuk berbohong tentang dirinya (hipokrit), senyum palsu yang dipaksakan di berbagai media sosial. 

Bahkan, tidak jarang agar mendapatkan apresiasi dan tepuk tangan dari orang lain, manusia memalsukan diri dengan mengenakan topeng sosial yang silih berganti, tanpa sadar bahwa dia telah mendidik alam bawah sadarnya untuk membenci dirinya sendiri. 

Pada tahap ini, manusia akan kehilangan jati diri dalam kehampaan spiritual. Kompensasinya, dia akan mencari ketenangan hidup dalam gaya hidup materialistis, konsumtif dan hedonis. Alih-alih menyelamatkannya, justru semakin membenamkannya dalam depresi yang tidak berkesudahan. Maka, banyak ditemukan kasus bunuh diri yang terjadi di negara Megapolitan, yang katanya hidup mereka sudah sangat artifisial.

Manusia akan tenang, jika dia mengisi waktunya untuk mengenali kembali fitrahnya. Kembali kepada Alloh swt, untuk merecharge kekosongan jiwa dan kehampaan spritualnya. Jika telah tersadar, bahwa hanya kembali kepada Alloh swt semua permasalahan hidup akan selesai, maka jiwa dan pikiran manusia akan kembali menjadi tenang. 

Selain itu, manusia juga membutuhkan manusia lain untuk mengingatkan tentang kealpaan dan kesalahannya. Bukan karena dia tidak tau, tetapi karena memang saat itu dia sedang butuh teman berbicara untuk menasehatinya. Kebenaran itu bisa datang dari siapa saja tanpa memandang status akademis dan sosial, karena Alloh swt bisa mengirimkan hikmah kepada seseorang melalui pengalaman hidup dan lingkungan yang berada di sekitarnya. 

Maka disinilah pentingnya bagi kita untuk mengisi waktu dengan cara belajar, beribadah, mencari lingkungan pergaulan yang baik dan mencari sahabat yang mau mengingatkan kita ketika salah.

Ketiga. Menjalani kehidupan dengan sabar (Q.S. Al-'Asr: 3). Alloh swt menegaskan bahwa menjalani hidup menuju surga penuh dengan ujian, masalah dan rintangan (QS. Al- Baqarah: 214). Hidup tanpa ujian berarti bukan hidup, karena resiko hidup adalah ujian, karena melalui ujian itulah Alloh swt menyaring mana manusia yang lulus atau tidak lulus. 

Kesulitan-kesulitan dalam hidup manusia seperti ritme dan dinamika yang menghiasi perjalanan hidupnya. Tanpa kesulitan maka manusia tidak tau betapa nikmatnya perjuangan, maka di situ pulalah letak seni dan keindahan dalam hidup.

Dalam konteks ini, salah satu cara untuk mengentaskan kesulitan adalah dengan bersabar. Sabar bukan diartikan dengan berdiam diri, tetapi sabar diartikan sebagai kerja keras (ikhtiar) dan kejelian dalam melihat kesempatan. Pada dasarnya Alloh swt menjanjikan kepada manusia bahwa di balik kesulitan maka dia akan mendapatkan kemudahan-kemudahan (Q.S. Al-Insyirah: 5-6), jika dia mau bekerja. 

Bahkan ketika manusia telah selesai dari pekerjaannya maka dia harus menyibukkan dirinya dengan pekerjaan yang lain (Q.S. Al-Insyirah: 7). Tetap diingat bahwa tujuan utama dari pekerjaan tersebut bukan hanya untuk kepentingan dunia saja tetapi untuk akhirat, karena semua manusia akan dikembalikan kepada Alloh swt dan dimintai pertanggungjawaban terhadap segala sesuatu yang pernah diperbuatnya (Q.S. Al-Insyirah: 8).

Jadi, cara menikmati waktu adalah dengan menyibukkan diri kita dengan bekerja. Bekerja bukan hanya untuk memenuhi sisi humanisasi, sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan. Bekerja sebagai keharusan bukan tujuan, karena bekerja juga harus memenuhi sisi transendensi, bekerja sambil menyandarkan harapan kepada Alloh swt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun