Bermain mercon bumbung biasa kami lakukan sebagai kegiatan ngabuburit, dimulai dari siang hingga menjelang maghrib. Biasanya ada dua atau lebih bumbung, dan masing-masing akan dinyalakan dan diadu mana yang menghasilkan suara lebih menggelegar. Kunci untuk menghasilkan suara menggelegar terletak pada pembuatan bumbung.
Bambu yang dipilih harus memenuhi syarat umur tertentu, dan tidak boleh ada bagian yang mengalami retak. Pohon bambu dulu masih banyak tumbuh di pinggir kali atau pekarangan milik warga. Waktu yang di perlukan untuk pembuatan bumbung ini bisa memakan lebih dari 2 hari, mulai dari memotong bambu hingga siap dipergunakan.
Nah, itulah indahnya cerita masa kecil saya setiap bulan puasa yang akan selalu saya kenang. "Ndul" dan mercon bumbung yang jarang bahkan sudah tidak bisa ditemukan lagi saat ini. Anak-anak zaman now mungkin lebih mengenal gadget dan permainan dunia maya untuk mengisi waktu mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H