"Ada yang punya ide mau bawain lagu apa nanti?" tanya Pak Rubi.
"Manuk Dadali aja, Oom. Secara angklung kan asalnya dari Sunda," usul Dimas.
"Lagunya Via Vallen atau Nella Kharisma aja. Lagi ngehits tuh," usul Singgih.
Semua anak mengajukan usul masing-masing. Mulai dari lagu daerah, lagu perjuangan, pop, hingga dangdut.
"Gini aja," kata Pak Rubi. "Kan acaranya dalam rangka bulan Ramadhan. Jadi lebih cocok pilih lagu-lagu islami. Gimana kalo kita pilih lagu islami modern, Oom ada usul Insha Allah lagunya Maher. Setuju?"
"Wah, lagu bagus. Aku setuju," jawab Gryzka.
"Setuju setuju...," timpal yang lain.
Akhirnya lagu Insha Allah yang dipopulerkan oleh Maher Zain terpilih secara musyawarah mufakat. Dengan penuh kesabaran Pak Rubi melatih anak-anak memainkan lagu itu dengan angklung. Dzul, Toro dan teman-temannya begitu antusias dan gembira belajar angklung.
***
Malam pentas seni Ramadhan pun tiba. Halaman sekolah SD Negeri Sekongkang dipenuhi warga. Sebuah panggung sederhana menjadi tempat menampilkan pertunjukan dari warga. Ada yang membaca puisi, bermain rebana, hingga tarian tradisional Indonesia.
Tiba saatnya penampilan dari SD Negeri Sekongkang. Dzul, Toro, Singgih, Subhan, Dimas, Beni, Rahma, Gryzka, Ilmi, dan teman-teman yang lain naik ke panggung. Empat belas anak dengan empat belas angklung ada di tangan mereka.