"Kami Hidup Karena Kamu Memberi Darahmu! Berikan Darahmu, Berikan Plasmamu, Bantu Kehidupan, Bantu Sesama!"
Mengawali tahun 2024, sama seperti tahun sebelumnya tanpa resolusi yang muluk. Sekalipun demikian tetaplah ada harapan dilabuhkan demi menjaga asa hidup lebih baik sepanjang jalan tahun dilewati.
Satu harapan diantaranya, berharap di tahun 2024 hidup bisa lebih bermakna positif bagi orang lain dibanding tahun sebelumnya.
Bersyukur bahwa di hari kedua, Selasa, 02/01/2024, harapan itu diretas wujudnya melalui aktifitas donor darah yang dilakukan hari itu.
Donor darah hari itu adalah realisasi dari janji saya sebelumnya untuk kembali ke PMI Bandung mendonor darah setelah tertunda tanggal 26/12/2023 karena alasan kurang sehat seperti dikisahkan dalam artikel sebelumnya, "Mengisi Libur Natal, Hikmah Mengupayakan Sehat Tubuh Lewat Cara Sehat" (28/12/2023).
Sebagaimana diceritakan dalam artikel itu, saya akan kembali tanggal 30/12/2023 untuk mendonor darah namun karena kesibukan baru terealisir hari kedua tahun 2024. Ya, setelah setahun lewat, hehe.
Tak seperti sebelumnya, donor darah tanggal 02/01/2024 itu tak bermotivasi khusus. Tak berkaitan dengan perayaan Natal atau Tahun Baru.
Donor darah kali itu saya niatkan untuk memastikan perkembangan kondisi kesehatan setelah tertunda sebelumnya karena tak sehat, tensi darah saya tinggi saat itu. Jika tensi darah saya telah normal itu artinya saya sehat kemudian dimungkinkan untuk mendonor.
Di samping itu, donor darah hari itu saya harap menjadi pengalaman yang bisa dibagikan untuk mendorong rekan Kompasianer yang masih kuatir atau takut menjadi pendonor, kiranya berani dan tertarik melakukannya.
Sehat Untuk Mendonor!
Siang itu, Selasa, 02/01/2024, jam 15.56 Wib, saya dan istri tiba di kantor PMI Bandung, di Jl. Aceh.
Suasana kantor PMI ramai pengunjung jelang sore itu, banyak yang hendak mendonor darah. Bisa jadi memanfaatkan sisa waktu libur tahun baru sebelum kembali pada aktifitas pekerjaan.
Setelah mendaftar dan mengisi formulir, berbekal nomor antrian 238 saya menuju ruang tunggu pemeriksaan dokter sekaligus ruang pengetesan Hb darah. Ruangan terlihat ramai dipadati para pendonor darah sukarela, nampak juga beberapa pendonor plasma darah sedang mengantri, sebuah pemandangan baik.
Informasi yang didapat dari petugas pengambilan darah yang melayani saya, sepekan sebelum tahun baru bahkan sampai diwaktu saya mendonor sedang terjadi kekosongan stok darah golongan A di PMI Bandung. Semogah saja ramai kunjungan pendonor hari itu setidaknya membantu mengatasi ketiadaan stock darah itu.
Setelah menunggu cukup lama kurang lebih 1 jam 20 menit mengingat banyak pendonor yang mengantri, akhirnya jam 17.15 Wib saya dipanggil masuk ruang satu pemeriksaan dokter.
Karena telah mempersiapkan diri dengan baik untuk donor hari itu dan merasa kondisi tubuh sehat, saya masuk ke ruang pemeriksaan dokter dengan yakin. Alhasil benar seperti dugaan, saya sehat. Tensi darah normal, 110/70 mmHg, jauh berbeda dari tensi darah tanggal 26/12/2023, 160/90 mmHg yang tergolong tinggi.
Didukung hemaglobin (Hb) darah normal, 16 g/dL saya bisa mendonor hari itu bahkan disarankan dokter untuk mendonor dengan volume kantong maksimal 450 ml hari itu. Ah, rasanya senang sekali.
Pengalaman Bagi Yang Belum Pernah Mendonor!
Bagi bukan pendonor mungkin bertanya mengapa pra donor darah pemeriksaan begitu serius? Tindak itu untuk memastikan keamanan diri si pendonor. Seseorang tak akan dizinkan mendonor darah jika kondisinya dianggap tak sehat. Hal ini penting juga demi menolong mengurangi ketakutan mereka tak berani mendonorkan darahnya.
Dalam artikel saya sebelumnya, "Mengisi Libur Natal, Hikmah Mengupayakan Sehat Tubuh Lewat Cara Sehat" (28/12/2023). Ada rekan Kompasianer yang berkomentar di kolom komentar takut untuk mendonor. Ada juga yang takut kehabisan darah jika mendonor.
Soal takut kehabisan darah ini umum ditemui, mereka yang beralasan ini biasanya menduga bahwa hal itu bisa menyebabkan anemia. Hal itu tak mungkin terjadi! Kenapa? Rata-rata orang dewasa memiliki 5 sampai 6 liter darah. Setiap melakukan donor darah hanya diambil paling banyak 450 ml, sehingga hal demikian tak mungkin terjadi.
Saking umumnya ketakutan kehabisan darah itu menduduki urutan pertama beberapa mitos mengenai donor darah yang tak perlu dipercayai, disusul mitos lain seperti: tertular penyakit; sakit sekali; kurang sehat untuk menjadi pendonor darah; dan lainnya.
Untuk mengurangi ketakutan bagi yang hendak mendonor selain perlunya pemeriksaan medis sebelum donor, kita bisa menguranginya dengan melakukan persiapan diri sebelum mendonorkan darah. Beberapa persiapan diri yang bisa dilakukan:
Pertama, tidur tepat waktu atau istirahat yang cukup sebelumnya. Tidur tepat waktu sebelum mendonor darah sangat penting. Sangat disarankan tidur jam 9 malam di malam sebelumnya, hal ini dapat mengurangi risiko buruk saat pemgambilan darah.
Kedua, makan sebelum mendonor darah. Pendonor sudah harus makan 3-4 jam sebelum mendonor. Dokter paling sering memastikan hal ini, sebab tak mungkin seseorang menyumbangkan darah dengan kondisi perut kosong.
Ketiga, perbanyak minum air putih. Hal ini penting untuk membuat cairan tubuh cukup dan darah yang dihasilkan lebih banyak. Pentingnya hal ini nampak dari keberadaan dispenser galon air putih yang diletakkan di luar dan dalam ruangan donor dengan maksud mendorong pendonor untuk banyak minum sebelum maupun sesudah mendonor darah.
Keempat, menghindari olahraga berat. Pendonor harus banyak beristirahat guna menjaga tubuh tetap prima dan menghindarkan diri dari pusing.
***
Akhirnya, jam 17.30 Wib, selesai pengambilan darah. Puji Tuhan, aktifitas donor darah hari itu berjalan baik dan lancar!
Malam saat kami sedang duduk mengobrol santai di rumah sebelum beristirahat, istri saya bercerita tentang tema peringatan hari donor darah sedunia tahun 2023 yang ia baca di spanduk tergantung di ruang tunggu PMI Bandung.
"Kami Hidup Karena Kamu Memberi Darahmu! Berikan Darahmu, Berikan Plasmamu, Bantu Kehidupan, Bantu Sesama!"
Begitu temanya. Tema itu dimaknainya  sebagai ucapan terimakasih mereka yang telah menerima bantuan darah dari para pendonor.Â
Ya, saya tak hanya sepakat dengan pendapat istri, saya pun bersyukur setidaknya bisa meretas wujud harapan hidup lebih bermakna bagi orang lain di awal tahun 2024 lewat aktifitas hari itu.Â
Semogah bermanfaat![]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H