“Mil, gua punya ide. Bagaimana kalo nanti drama kita tuh ntar dimasukin beberapa tarian daerah? Yahh biar orang-orang tau dikit lah budaya di Sumatera tuh gimana.” Vesy, teman Milla mengungkapkan pendapatnya dengan lantang.
“Wah setuju, bagus sih bagus.” Milla memuji pendapat Vesy.
“Ayokk guys, kalian ada pendapat lain gitu?” Tanya Jessi.
Mendadak seisi kelas menjadi sangat ribut karena semua orang ingin menyampaikan pendapatnya masing-masing.
Vian yang tidak suka keributan merasa ingin meninggalkan kelas itu. Tapi karena tanggung jawabnya sebagai koordinator, maka ia tidak bisa pergi seenaknya.
“Sumpah??!? Kenapa nih kelas ribut banget sih??!? Kayak pasar aja..” Vian yang malang hanya bisa marah di dalam hatinya.
Setelah proses diskusi yang cukup panjang, akhirnya apa yang akan ditampilkan saat drama nanti sudah pasti.
“Oke, teman-teman jadi pas drama nanti kita itu bakal nampilin tarian tradisional yaitu Tari Tor-tor dan Tari Saman. Terus kita juga bakal nampilin permainan tradisional, itu ada congklak sama egrang batok kelapa sama nanti kita bakal masukin masakan khas Padang yaitu rendang..” Milla menjelaskan hasil diskusi dengan jelas.
“Terus kita nanti bakal mulai latihan itu minggu depan lebih tepatnya hari Kamis” Jessi melanjutkan penjelasan.
Vian yang sebenarnya berat hati terpilih menjadi koordinator hanya bisa diam tanpa berkutik sedikitpun.
Hari latihan pun dimulai, Cece yang terpilih menjadi koreografer untuk tari tradisional mulai mengatur posisi para penari agar lebih enak dilihat.