Sinar matahari pagi menyapa kelas XA. Ketika jam P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dimulai, Pak Gus, salah satu guru fasilitator masuk ke kelas XA.
“Baik, selamat siang anak anak!” Sapa Pak Gus dengan lantang.
“Siang Pak!” Anak-anak XA menjawab dengan semangat.
“Jadi, hari ini bapak mau menjelaskan tema projek P5 kita yang kedua yaitu Kebhinekaan.” Pak Gus menjelaskan.
“Hah??!? Udah masuk projek yang kedua nih Pak? Ya Gusti Pak, Pak.. Projek yang pertama aja belum lama selesai, udah masuk projek yang kedua aja, duh..” Ucap Vian, salah satu murid yang banyak protes di kelas.
Pak Gus menjelaskan bahwa di projek yang kedua ini, akan dibuat drama dari berbagai pulau yang ada di Indonesia, sehingga dari drama tersebut dapat ditampilkan saat Puncak Lustrum ke-VII SMA Stero. Pak Gus juga menjelaskan bahwa dalam drama ini diperlukan sebuah kepengurusan. Dimana dalam kepengurusan ini akan ada koordinator, sekretaris, bendahara, dan berbagai divisi untuk mendukung penampilan kelas XA.
Waktu demi waktu pun berlalu, akhirnya kepengurusan pun terbentuk. Vian bersama dua orang temannya, Milla dan Jessi menjadi koordinator dalam kegiatan ini. Vian merasa keberatan ketika terpilih menjadi koordinator, tetapi dia tidak membicarakan hal itu kepada teman-teman kelasnya maupun Pak Gus.
“Ya Allah, kenapa bisa jadi koordinator sih.. Padahal udah nolak tadi, masih aja di pilih..” Vian membatin.
Karena tema drama yang akan diambil adalah dari setiap pulau di Indonesia, maka setiap kelas akan diundi, pulau mana yang akan diambil kebudayaannya lalu dijadikan sebuah drama.
Setelah hasil pengundian keluar, kelas XA, yang dikoordinir oleh Vian, Milla, dan Jessi mendapatkan pulau Sumatera.
“Guys, karena kita dapat pulau Sumatera, kalian punya ide gak kita bakal tampilin drama apa?” Ucap Milla bertanya pada teman-teman kelasnya.