Mohon tunggu...
Domas CahyaAnggraeni
Domas CahyaAnggraeni Mohon Tunggu... Lainnya - Hai~ Welcome~

Dibuat guna memenuhi tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Artikel Bahasa Indonesia

26 November 2020   19:50 Diperbarui: 26 November 2020   19:54 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Etika Menghubungi Dosen| Twitter, diposting oleh @mintstudies_

2. Kerangka Teoretis

2.1 Teori Kesantunan

Kesantunan adalah aturan perilaku yang berada di masyarakat dan disepakati bersama sebagai adat istiadat atau tata krama sebagai perilaku sosial. Kesantunan dinilai dari sikap seseorang dalam pergaulan sehari-harinya. Seseorang yang mendapatkan predikat sopan berarti dia telah memenuhi nilai-nilai tata krama yang berlaku di masyarakat. Bentuk kesantunan di berbagai macam daerah berbeda-beda, seperti di Jawa, seseorang yang berusia lebih muda menggunakan bahasa Jawa Krama sebagai bentuk kesantunan ketika berbicara kepada seseorang yang lebih tua darinya. Sedangkan ketika berbicara dengan kawan sebayanya, dia akan menggunakan bahasa Jawa Ngoko sebagai bentuk kesetiakawanan.

Menurut Lakoff (dalam Rustono, 2000:51), terdapat tiga kaidah yang harus dipatuhi oleh seorang pembicara agar tuturan dianggap santun, yaitu ketidaktegasan, formalitas, dan kesamaan atau kesetiakawanan. Formalitas memiliki arti bahwa percakapan terkesan tidak memaksa. Ketidaktegasan artinya penutur memberikan pilihan berupa pertanyaan untuk menolak atau menerima dan memberikan waktu lawan bicara untuk memikirkan keputusannya. Kesamaan atau kesetiakawanan berarti bahasa yang penutur keluarkan haruslah membuat mitra tutur senang dan tidak membuatnya tersinggung.

Dalam berkomunikasi juga dibutuhkan bahasa tubuh serta mimik wajah yang sesuai agar mitra tutur tidak salah persepsi terhadap apa yang sedang dibicarakan oleh penutur. Bahasa tubuh dan mimik wajah yang sesuai dengan apa yang sedang dibicarakan juga memudahkan mitra tutur untuk lebih memahami apa yang penutur maksudkan.

3. Pembahasan

3.1 Pentingnya Penerapan Kesantunan Berbahasa di Lingkungan Keluarga, Kampus, Mayarakat, dan Dunia Maya

Dalam interaksi sosial di lingkungan keluarga, kampus, masyarakat, dan dunia maya tidak terasa bahwa seseorang sering menggunakan bahasa yang jauh dari kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa yang tidak memperhatikan kepada siapa seseorang itu berbicara dapat menimbulkan kesalahpahaman. Tidak jarang seseorang juga lalai terhadap sapaan, usia, dan gelar lawan bicara. Padahal hal-hal dasar tersebut jika dilalaikan dapat menyinggung lawan bicara secara tidak langsung.

Menurut Markahamah (2011: 155), kesantunan berbahasa  dinilai dari pemilihan kata dan kalimat yang akan digunakan. Dalam berbahasa, beberapa kata menunjukkan kesantunan tinggi, sedang, dan rendah. Lalu, pemilihan jenis kalimat menunjukkan referensi atau makna yang sesuai. Ada kalanya penutur menggunakan kalimat tanya, tetapi sebenarnya penutur ingin memberitahukan sesuatu kepada mitra tuturnya atau bahkan memerintah  pendengarnya.  Kemudian, pemakaian kalimat pasif berfungsi menghindari perintah secara langsung.

Kesantunan berbahasa merupakan upaya untuk meraih komunikasi yang efektif agar pesan yang akan disampaikan dapat diterima oleh mitra tutur tanpa ada kesalahpahaman. Pada kasus tertentu, seperti di lingkungan keluarga, kesantunan berbahasa menunjukkan tata krama dan sopan santun dalam berperilaku kepada seseorang yang dituakan. Dalam berkomunikasi kepada orang tua, haruslah anak atau seseorang yang lebih muda menggunakan bahasa yang efektif dan kehalusan tuturan agar orang tua dapat menerima pesan yang kita sampaikan dan tidak terjadi kesalahpahaman atau anggapan bahwa seseorang tersebut tidak memiliki sopan santun.

Kasus secara lisan 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun