Sementara itu, kondisi ini semakin dapat diperburuk oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
Pertama, Kepadatan Populasi Ternak
Di musim hujan, hewan ternak lebih banyak dipelihara dalam kandang untuk melindungi dari cuaca buruk. Kondisi ini meningkatkan interaksi antarhewan, yang menjadi salah satu penyebab utama penyebaran virus.
Kedua, Kualitas Sanitasi
Genangan air di sekitar kandang dapat mencemari pakan dan air minum, mempermudah penyebaran penyakit. Kandang yang tidak bersih menjadi sarang bagi virus dan patogen lainnya. Bahkan, kualitas sanitasi yang buruk juga memicu meningkatnya vektor penyakit.
Ketiga, Penurunan Imunitas
Perubahan cuaca yang ekstrem dan kurangnya nutrisi pada musim penghujan dapat menurunkan daya tahan tubuh hewan, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Wabah PMK dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Penurunan produksi susu, penurunan berat badan, hingga kematian ternak dapat berdampak langsung pada pendapatan peternak. Selain itu, pembatasan transportasi ternak selama wabah dapat menghambat distribusi hewan dan produk hewan, sehingga mempengaruhi harga di pasar.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa wabah PMK pada tahun 2022 menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp10 triliun di sektor peternakan Indonesia. Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh peternak, tetapi juga oleh sektor industri makanan, susu, dan daging.
Pencegahan dan Pengendalian PMK
Untuk mengatasi PMK, diperlukan langkah-langkah penting dalam pencegahan yang sistematis, terutama selama musim penghujan:
Pertama, Vaksinasi RutinÂ