Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Seorang Dokter Hewan | Pegiat Literasi | Pejabat Eselon III di Pemda

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Hal-hal yang Penting dan Perlu Diperhatikan Saat Pemotongan Hewan Kurban

15 Juli 2020   19:49 Diperbarui: 20 Juli 2021   08:23 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sapi kurban. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Pelaksanaan pemotongan hewan kurban sebagai rangkaian dari hari raya Idul Adha 1441 H atau 2020 M tidak lama lagi akan tiba. Jika tidak ada perubahan, tahun ini akan jatuh pada 31 Juli 2020.

Menurut Drh. Supratikno, M.Si, PAVet, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB University dan Halal Science Center IPB University, dalam beberapa pemaparan materinya, memberikan banyak informasi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Di antaranya adalah kenapa hewan harus tenang atau senang sebelum hewan dilakukan penyembelihan, karena kalau tenang maka akan mudah untuk ditangani.

Kemudian, apakah stres pada hewan akan berpengaruh pada kualitas daging? Jawabannya iya.

Salah satu komponen di dalam daging adalah glikogen. Hewan yang stress kronis atau berkepanjangan maka kadar glikogennya sangat rendah. 

Jika kadar glikogen rendah maka pembentukan asam laktat yang akan mengubah otot menjadi daging melalui proses enzimatis akan terganggu. Daging dari hewan stres kronis menjadi dark atau gelap firm atau alot dan dry atau kering.

Hewan yang mengalami stress akut, yang parah dalam waktu yang singkat, sesaat sembelum penyembelihan maka akan menyebabkan glikogen yang ada terlalu cepat diubah menjadi asam laktat sehingga pH akan turun drastis, daya mengikat airnya turun sehingga dagingnya pale/pucat, soft/lembek dan eksudatif atau berair.

Apakah stres akan mempengaruhi pengeluaran darah jawabannya adalah iya. Pada saat hewan stress maka system simpatis akan teraktifasi. Pembuluh darah mengecil, tekanan darah meningkat, darah banyak dialirkan ke otak dan otot. 

Dalam kondisi stress disembelih maka hewan akan lama matinya karena otaknya dibanjiri darah, darah akan banyak tertinggal dalam daging serta resiko penyumbatan menjadi tinggi karena adanya konstriksi buluh darah

Dilarang mengasah pisau didekat hewan yang akan disembelih. Apa alasannya?

Hewan memiliki perilaku berdasarkan sensory modalities atau kemampuan dan keterbatasan organ indranya. Organ indra ruminansia yang sensitif adalah penciuman, pendengaran dan penglihatan. 

Sehingga dalam hal ini sapi bukan takut pada pisau dan asahan melainkan takut pada suara gesekan antara pisau dengan asahan. Jadi lebih tepatnya adalah dilarang mengasah pisau didekat hewan yang akan disembelih

Penciuman sapi relatif jauh lebih tajam dari manusia, sehingga dia mampu mencium aroma darah dan aroma stress.

Oleh karena itu hewan tidak boleh dekat dengan hewan yang sedang disembelih karena dia dapat mencium aroma kortisol/hormon stres yang ada di darah sapi yang disembelih sebelumnya.

Demikian pula pada saat kita menangani sapi, kalau kita takut terhadap sapi maka sapi bisa mencium hormon stress yang kita keluarkan, sehingga dia akan semakin berani terhadap kita.

Maka ada sebuah anekdot yang berbunyi: apabila menangani sapi kalau takut jangan berani-berani, kalau berani jangan takut-takut.

Pendengaran, selain tidak nyaman dengan bunyi asahan dengan pisau, hewan juga mengerti jeritan atau suara hewan lain yang sedang stres atau yang sedang disembelih sehingga sama seperti sebelumnya, jauhkanlah hewan yang hidup dari hewan lain yang sedang disembelih

Penglihatan, hewan ruminansia umumnya matanya ada di samping sehingga penglihatannya lebih dominan monocular vision yang hanya melihat bayang-bayang secara samar tetapi lapang pandangnya menjadi sangat luas.

Penglihatan sapi juga bersifat dikromatik artinya dia biasa membedakan warna dengan gelombang panjang seperti merah orange dan kuning. 

Jadi hindarilah warna-warna ini pada saat menangani sapi. Juga karena dia monocular vision serta hanya bayang bayang saja yang dilihat maka dia akan sangat terganggu jika banyak orang lalu lalang disekitarnya.

Pisau yang sangat tajam, kenapa harus sangat tajam?

Karena kalau sangat tajam maka sayatan yang dihasilkan menjadi halus dan bersih serta mudah sekali sayatan. Dengan sayatan yang halus maka faktor faktor pembekuan darah tidak teraktifasi sehingga darah lancar keluar dan hewan cepat mati dan cepat selesai penderitaannya. 

Semakin sayatannya halus maka jumlah serabut syaraf yang teriris dan teriritasi oleh pisau menjadi minim sehingga mengurangi rasa sakit. Dengan pisau sangat tajam maka jumlah sayatan menjadi sedikit dan luka sayatan semakin sempit sehingga mengurangi rasa sakit.

Lebih lanjut, Drh. Supratikno, M.Si, PAVet juga menyampaikan bahwa dalam menyembelih hewan kurban harus mengenai hulqum, mar'i dan wajadain/trachea esophagus dan arteri.

Artinya, harus menyayat di belakang jakun. Kenapa begitu? Karena adanya sensor tekanan darah dan kadar oksigen yang letaknya berpadanan tinggi sejajar jakun. 

Pada saat menyembelih di belakang jakun maka arteri putus, tetapi sensornya tetap utuh dan akan bekerja memberi sinyal ke pons dan medulla oblongata untuk bekerja memerintahkan jantung dan paru paru untuk bekerja lebih kuat. 

Pada saat jantung memompa kuat maka darah akan keluar melalui arteri yang terpotong, pada saat menarik nafas kuat maka akan ada tekanan negatif di dada yang akan meyebabkan darah dari ujung ke ujung badan terisap masuk ke jantung dan selanjutnya dipompa keluar. Dengan begitu maka pengeluaran darah menjadi sempurna

Selain itu, alasan di belakang jantung adalah karena di situlah hulqum, mar'i dan wajadain dalam posisi saling berdekatan sehingga sangat mungkin untuk terpotong dalam satu kali sayatan di lokasi tersebut juga jaringan longgar sehingga menjadi lunak.

Mengapa dilarang memenggal sebelum hewan mati?

Alasanya adalah peristiwa di atas terjadi pada saat sakaratul maut, pons dan medulla oblongata harus tetap berkomunikasi dengan jantung melalui sumsum tulang belakang.

Oleh karena itu sumsum tulang belakang harus tetap ada selama proses sakaratul maut untuk membantu proses pengeluaran darah.

Mengapa tusuk dada dilarang?

Otak besar yang menjadi pusat kesadaran dan rasa sakit disuplai darah dari arteri carotis yang dipotong pada saat disembelih, sehingga fungsinya akan sangat jauh berkurang setelah hewan kehilangan 30% darah.

Sedangkan batang otak yaitu pons dan medulla oblongata yang merupakan pusat kehidupan (jantung dan nafas) disuplai darah dari arteri vertebralis yang berjalan di sepanjang tulang leher hewan. 

Tindakan menusuk dada maka akan memutus semua aliran darah baik arteri carotis maupun arteri vertebralis ke kepala sehingga semua bagian otak akan segera kehilangan fungsinya, padahal kita butuh proses sakaratul maut untuk menuntaskan proses pengeluaran darahnya. 

Selain itu tusuk dada juga berpotensi memutus serabut syaraf dari ganglion stellatum yang ada di antara tulang iga pertama. Sehingga pengaturan denyut jantung oleh system simpatis menjadi terputus.

Mengapa Rosulullah menekan bahu hewan dengan kaki kanannya pada saat menyembelih. Ternyata di bahu hewan ada otot lebar yang merupakan satu satunya otot badan yang langsung diberi syaraf langsung dari otak yaitu nervus spinal accesorius ramus dorsal. Dengan demikian jika bagian ini ditekan maka hewan menjadi tenang.

Kemudian, kenapa hewan kurban harus sudah musinah?

Alasannya, setelah hewan musinah maka petumbuhan tulangnya sudah berhenti, dilanjutkan dengan pertambahan daging dan lemaknya.

Pada hewan muda proporsi tulangnya lebih tinggi dibandingkan proporsi tulang hewan yng dewasa dibandingkan dengan proporsi dagingnya. Dengan hewan sudah musinnah diharapkan dia sudah beranak pinak sehingga kelestariannya akan tetap terjaga.

Kita dilarang berkurban dengan hewan yang kurus, karena kalu kurus yang berkurang adalah dagingnya, sedangkan tulangnya relatif tetap.

Dengan demikian proporsi tulang pada hewan kurus akan tinggi dibandingkan dengan proporsi dagingnya. bukankan yang bisa dikonsumsi adalah dagingnya, kalau tulang mungkin hanya jadi kaldu saja.

Sesungguhnya kalau mau sedikit belajar, selalu ada alasan logis dan ilmiah di setiap tuntunan yang diajarkan.
Semoga bermanfaat

Sumber: Pemaparan materi: Drh. Supratikno, M.Si, PAVet - Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB University dan Halal Science Center IPB University

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun