Semakin sayatannya halus maka jumlah serabut syaraf yang teriris dan teriritasi oleh pisau menjadi minim sehingga mengurangi rasa sakit. Dengan pisau sangat tajam maka jumlah sayatan menjadi sedikit dan luka sayatan semakin sempit sehingga mengurangi rasa sakit.
Lebih lanjut, Drh. Supratikno, M.Si, PAVet juga menyampaikan bahwa dalam menyembelih hewan kurban harus mengenai hulqum, mar'i dan wajadain/trachea esophagus dan arteri.
Artinya, harus menyayat di belakang jakun. Kenapa begitu? Karena adanya sensor tekanan darah dan kadar oksigen yang letaknya berpadanan tinggi sejajar jakun.Â
Pada saat menyembelih di belakang jakun maka arteri putus, tetapi sensornya tetap utuh dan akan bekerja memberi sinyal ke pons dan medulla oblongata untuk bekerja memerintahkan jantung dan paru paru untuk bekerja lebih kuat.Â
Pada saat jantung memompa kuat maka darah akan keluar melalui arteri yang terpotong, pada saat menarik nafas kuat maka akan ada tekanan negatif di dada yang akan meyebabkan darah dari ujung ke ujung badan terisap masuk ke jantung dan selanjutnya dipompa keluar. Dengan begitu maka pengeluaran darah menjadi sempurna
Selain itu, alasan di belakang jantung adalah karena di situlah hulqum, mar'i dan wajadain dalam posisi saling berdekatan sehingga sangat mungkin untuk terpotong dalam satu kali sayatan di lokasi tersebut juga jaringan longgar sehingga menjadi lunak.
Mengapa dilarang memenggal sebelum hewan mati?
Alasanya adalah peristiwa di atas terjadi pada saat sakaratul maut, pons dan medulla oblongata harus tetap berkomunikasi dengan jantung melalui sumsum tulang belakang.
Oleh karena itu sumsum tulang belakang harus tetap ada selama proses sakaratul maut untuk membantu proses pengeluaran darah.
Mengapa tusuk dada dilarang?
Otak besar yang menjadi pusat kesadaran dan rasa sakit disuplai darah dari arteri carotis yang dipotong pada saat disembelih, sehingga fungsinya akan sangat jauh berkurang setelah hewan kehilangan 30% darah.