Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter - Pejabat Otoritas Veteriner

Dokter Hewan | Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Hal-hal yang Penting dan Perlu Diperhatikan Saat Pemotongan Hewan Kurban

15 Juli 2020   19:49 Diperbarui: 20 Juli 2021   08:23 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan batang otak yaitu pons dan medulla oblongata yang merupakan pusat kehidupan (jantung dan nafas) disuplai darah dari arteri vertebralis yang berjalan di sepanjang tulang leher hewan. 

Tindakan menusuk dada maka akan memutus semua aliran darah baik arteri carotis maupun arteri vertebralis ke kepala sehingga semua bagian otak akan segera kehilangan fungsinya, padahal kita butuh proses sakaratul maut untuk menuntaskan proses pengeluaran darahnya. 

Selain itu tusuk dada juga berpotensi memutus serabut syaraf dari ganglion stellatum yang ada di antara tulang iga pertama. Sehingga pengaturan denyut jantung oleh system simpatis menjadi terputus.

Mengapa Rosulullah menekan bahu hewan dengan kaki kanannya pada saat menyembelih. Ternyata di bahu hewan ada otot lebar yang merupakan satu satunya otot badan yang langsung diberi syaraf langsung dari otak yaitu nervus spinal accesorius ramus dorsal. Dengan demikian jika bagian ini ditekan maka hewan menjadi tenang.

Kemudian, kenapa hewan kurban harus sudah musinah?

Alasannya, setelah hewan musinah maka petumbuhan tulangnya sudah berhenti, dilanjutkan dengan pertambahan daging dan lemaknya.

Pada hewan muda proporsi tulangnya lebih tinggi dibandingkan proporsi tulang hewan yng dewasa dibandingkan dengan proporsi dagingnya. Dengan hewan sudah musinnah diharapkan dia sudah beranak pinak sehingga kelestariannya akan tetap terjaga.

Kita dilarang berkurban dengan hewan yang kurus, karena kalu kurus yang berkurang adalah dagingnya, sedangkan tulangnya relatif tetap.

Dengan demikian proporsi tulang pada hewan kurus akan tinggi dibandingkan dengan proporsi dagingnya. bukankan yang bisa dikonsumsi adalah dagingnya, kalau tulang mungkin hanya jadi kaldu saja.

Sesungguhnya kalau mau sedikit belajar, selalu ada alasan logis dan ilmiah di setiap tuntunan yang diajarkan.
Semoga bermanfaat

Sumber: Pemaparan materi: Drh. Supratikno, M.Si, PAVet - Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB University dan Halal Science Center IPB University

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun