Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat Cinta untuk Sang Penggoda Iman

15 Desember 2017   04:17 Diperbarui: 15 Desember 2017   04:26 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: acchibaat.com

Tetapi, sayangnya, mereka sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di belakang layar. Aku masih melihat banyak orang yang menikmati kamu tanpa mengetahui apa sebenarnya yang terjadi denganmu. Banyak juga yang rela menghabiskan uang dalam jumlah yang tidak sedikit hanya untuk melihat aksimu. Yang dapat diartikan bahwa, mereka membayar banyak duit hanya untuk melihatmu menderita. Melihatmu terluka.

Sejujurnya, aku tidak bisa membayangkan...

Aku tidak bisa pikir.. Serela itukah kamu untuk bertahan dengan rasa sakit masif hanya untuk menyenangkan orang lain.

Aku tidak bisa pikir.. Akankah kamu akan bertahan dengan semuanya?

Bahkan, masih banyak masyarakat di luar sana yang memberi kamu stigma negatif, pandangan bahwa kamu adalah sampah bagi masyarakat sekitar. Apakah kamu akan bertahan dengan semuanya? Bagaimana jika kamu keluar dari semuanya, dan ketika kamu ingin menjalani hidup normal dan kembali ke jalan orang yang benar, orang masih menemukan sisa-sisa dari pengalaman burukmu itu?Banyak temanmu yang sudah keluar dari situ, bahkan masih dicap negatif oleh masyarakat. Mereka masih butuh pertolongan. Mereka merasa bingung dengan apa yang harus mereka lakukan sekarang.

Jujur, cinta. Sudah saatnya, aku harus menjauhkan diri dari kamu. Dan, aku akan melakukannya SEKARANG JUGA! Itu semua bukan karena aku benci padamu, melainkan karena aku suka padamu.

Aku tidak ingin melihatmu terluka dan kesakitan ketika harus beradegan seperti yang kamu biasa lakukamn.

Aku tidak ingin melihatmu merasa stress dalam menjalani hidupmu.

Aku tidak ingin melihatmu harus mengikuti gaya hidup yang sangat buruk

Aku hanya ingin menolong banyak orang dan mengarahkan mereka ke jalan yang benar dan aku ingin melakukannya untukmu.

Aku teringat, satu hari, temanku pernah berkata bahwa kecanduan pornografi itu dapat mengakibatkan hilangnya rasa empati. Awalnya, aku tidak setuju dengan perkataannya, tetapi lambat laun, aku merasa perkataannya sangat benar. Bukan hanya karena aku kehilangan rasa empati itu ke teman-teman sekitar, aku pun merasa tidak berempati juga sama kamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun