Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Bantuan dari Dunia Maya

26 November 2017   20:51 Diperbarui: 26 November 2017   21:21 3294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
link pembelian buku : https://www.bukuindie.com/p/ketika-di-dalam-penjara/

Tentu saja aku akan mengatakan terimakasih yang sebanyak-banyaknya karena atas bantuan dia jugalah, aku menemukan siapa diriku sebenarnya dan setidaknya mulai mencoba memahami dan menata hidupku kembali. Aku juga ingin berterimakasih karena telah membantu mewakili suaraku atau teman-teman sesame pecandu pornografi dalam bukunya yang berjudul "Ketika Di Dalam Penjara: Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" yang dirilis beberapa bulan sebelumnya. Bukunya bagus dan memang benar-benar harus dimiliki oleh beberapa pihak, terutama dari orangtua atau remaja karena memperingatkan para remaja akan bahaya pornografi.

Aku sama Farhan pun telah janjian untuk ketemuan di sebuah rumah makan tempat dia sering mencari inspirasi, namanya Warung Inyong. Dia juga ingin membawa seorang teman yang katanya juga turut membantunya untuk keluar dari jeratan pornografi itu. Ah, aku jadi tidak sabaran ketemu dengan mereka berdua. Katanya sih, Farhan juga menceritakan tentang perjuanganku ke dia. Mungkin, pertemuan yang terjadi kelak akan lebih menarik.

OoOoOoOoOoOoOoOoOoO

Aku sudah mendarat di Warung Inyong, tempat kami akan berjanji untuk bertemu. Farhan baru nge-chat bahwa dia akan sedikit terlambat ke sana, karena ada urusan sebentar, tapi dia tetap akan mengajak Fahmi untuk ikut serta makan di Warung Inyong. Aku baru tahu wajahnya Farhan dari foto yang dia sebar di berbagai sosial media, yang saya tahu dia itu berkacamata, wajahnya memang sedikit jerawatan, serta rambutnya agak botak dan tubuhnya berisi. Entah, Farhan seperti apa yang kutemui di dunia nyata. Berhubung, dari segi tampang, tentu saja berbeda dan fakta bahwa Farhan cukup jarang memposting foto dirinya di Instagram juga membuatku sulit untuk membayangkan Farhan seperti apa yang akan kutemui ini.

Aku juga sudah memberitakan kursiku ke Farhan, ya sekedar sebagai penanda saja jika kelak Farhan dan Fahmi bingung mencari posisiku kelak. Sembari mengulur waktu, aku coba cari sedikit informasi tentang kantor yang akan menjadi tempat pertamaku kerja, yaitu The Indonesian Eyes. Kebetulan, menurut surat yang tersebar, aku diminta mengikuti orientasi kantor pada hari Kamis, dan aku sendiri sudah menempati kota Yogyakarta ini sejak hari Minggu. Aku sendiri masih belum terbiasa menikmati segala budaya yang ditawarkan oleh kota ini, entah itu dari makanan atau cara kita bertutur kata kepada warga. Benar-benar berbeda dibandingkan suasana Jakarta yang condong penuh dengan kesibukannya. Dan, untuk pertemuan ini, aku juga turut membawa buku karangan Farhan untuk sekedar diskusi dengannya.

Tanpa dirasa, ada dua orang yang datang padaku. Dari tampak mukanya, sepertinya merekalah orang yang telah berjanji denganku selama ini.

"Assalamu'alaikum, Bro Farhan. Gimana kabarnya?"

"Wa'alaikumsalam, Bro Andi. Alhamdulillah nih, baik aja. Kamu gimana? Katanya sudah diterima kerja nih di Jogja?"

"Alhamdulillah, aku juga baik-baik aja. Iya nih, Bro. Keterima juga di sini, mungkin atas dasar kebetulan atau gimana, atau mungkin juga memang sudah ditakdirkan di sini. Tapi, senang juga pastinya."

"Keren nih kamu, Bro. Bekerja sesuai dengan hobimu sendiri. Enak dong, kalau gitu?"

"Apaan sih, Bro? Kerenan kamu lah, udah bikin buku malah. Gimana hasil penjualan bukunya emang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun