OoOoOoOoOoOoOoOoOoO
Setelah mengirimkan email tersebut, kami pun mulai sering chat tentang banyak hal terutama yang berhubungan dengan dunia pornografi. Perlahan-lahan, Farhan juga yang memperkenalkanku ke sebuah grup sosial media internasional yang memfokuskan kepada perjuangan melawan kecanduan pornografi. Di sana, aku pun turut memperkenalkan diri dan mereka juga menerimaku dengan baik. Aku berkenalan dengan banyak teman dari berbagai negara. Ada Albert dari Korea Selatan, Ali dari Iran, Andreas dari Afrika Selatan, dan ada juga teman-temanku dari negara Paman Sam, seperti Jake, Stuart, dan Evan. Bukan hanya mereka saja, masih banyak lagi teman yang turut membantuku dalam berbagai jenis perjuangan. Memiliki teman-teman senasib seperjuangan memang membuatku merasa bahwa aku tidak sendirian. Masih banyak orang di sana yang mungkin nasibnya lebih parah lagi, bahkan ada seorang teman yang bercerita bahwa dia mengalami kecanduan pornografi sampai berakibat ke arah disfungsi ereksi, ada juga sampai yang mengarah menjadi predator seksual. Tentu, dua hal tersebut erupakan begian dari pengaruh buruk pornografi terhadap kita sebagai manusia. Dan, kedua hal tersebut juga ternyata sudah terbukti secara ilmiah berkaitan dengan penggunaan pornografi secara masif. Ah, aku jadi semakin yakin untuk keluar.
Selama berbulan-bulan aku berjuang untuk keluar dari lingkaran setan itu, aku mulai berhasil keluar dan bagiku, Farhan adalah penyebab terbesar dari kesuksesan itu. Dia tidak hanya memberikan solusi yang baik, namun sebagai calon dokter, dia juga sering melakukan follow-up atau istilahnya mengunjungiku untuk sekedar menanyakan kabar serta turut memberikan semangat dan selamat jika aku mencapai sebuah milestone. Baik itu hari pertama, hari ke-7, hari ke-10, hari ke-30 bahkan ketika aku tidak menyangka sudah mencapai hari ke-100. Perjuangan yang sangat berat untuk mencapai hari dengan tiga angka tersebut. Terbilang jarang ada orang yang mampu mencapai streaksebesar itu. Jangankan hari ke-100, kebanyakan orang akan kambuh menjadi candu ketika sudah mencapai hari dua angka. Salah satu momen yang membuatku bahagia adalah ketika Farhan mengirimkanku sebuah paket buku untuk merayakan kesuksesanku mencapai hari ke-100. Farhan ketika memberikan pesan ini di paketnya.
"Halo, Bro Andi. Selamat ya kamu telah sukses mencapai hari ke-100. Sekarang sudah saatnya kamu berhjuang lebih jauh lagi, mungkin untuk mencapai hari ke-1000 atau setidaknya menuju 365 hari alias setahun. Akan sangat susah lagi untukmu, namun kamu telah merasakan banyak perubahan, kan?
Aku sekarang harus memulai lagi perjuangan ini, karena setelah berjuang selama 140 hari, aku pun harus kambuh lagi ke dunia pornografi. Memang ini pengalaman sulit, karena aku gagal membangun streak yang lebih tinggi lagi. Namun, sekarang streakmu lebih tinggi dari aku. Ayo kalahkan aku!Semangat, Bro! Ini ada buku untukmu!"
Dan, di bagian terakhir dari pesan itu, Farhan turut menulis,
Ceritaku akan menjadi bahan inspirasi dari bukunya Farhan! Terus terang, aku sendiri belum berpikir untuk menulis sebuah buku, meskipun selama beberapa hari belakangan ini, aku jadi semakin cinta menulis. Apa yang aku baca, lihat ataupun pelajari, langsung direkam dan kembali ditayangkan dalam format tulisan.
Tapi, untuk menulis sebuah buku? Ah, aku masih terlalu cupu untuk itu. Aku belum bisa menjadi seperti Farhan yang sudah punya banyak mentor bahkan pengunjung tetap di blognya. Aku hanyalah butiran debu jika membandingkan diri dengan Farhan. Ah, Farhan. Kesuksesanmu membuatku iri.
OoOoOoOoOoOoOoOoOoO
Setelah berlama-lama curhat dengan Farhan, tidak hanya melulu membahas pornografi, melainkan membahas hal yang lainnya yang dirasa menarik. Terutama membahas hal kesehatan berhubung statusnya yang merupakan mahasiswa kedokteran ketika itu. Akhirnya, aku berkesempatan untuk menetap di kota tempat Farhan tinggal, yaitu Yogyakarta. Aku akan dipertemukan dengan seorang mentor yang membimbingku dari jauh, yang telah membawaku sedikit memaknai kehidupanku yang dulunya suram itu. Setelah melalui penelusuran, ternyata Farhan sekarang sedang melanjutkan studi sebagai koass. Waktu aku menjalani sesi wawancara, aku belum sempat bertemu dengannya karena dia ketika itu sedang di luar kota karena kegiatan koass tersebut. Entah ketika itu, dia sebut kota mana, tetapi sepertinya, kegiatan koass memang terlihat melelahkan. Namun, dia pun bisa menyempatkan diri untuk ditemui dan sepertinya antusias menunggu waktu kita berdua akan dipertemukan.