Mohon tunggu...
Dayan Hakim
Dayan Hakim Mohon Tunggu... Dosen - persistance endurance perseverance

do the best GOD do the rest

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Evaluasi Kinerja Saham Terbaik 2020

12 Januari 2021   16:05 Diperbarui: 12 Januari 2021   16:08 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Padahal BCA tidak pernah memberi kredit kepada BUMN. Bahkan tanggal 2 Des 2020 perusahaan mengumumkan akan membagikan dividen interim tahun buku 2020 sebesar Rp98 per saham

Hasil perhitungan expected return dengan APT diperoleh nilai 5,15 bahkan lebih rendah dibandingkan bunga deposito rata-rata 5,2. Dan bila dibandingkan dengan harga saham tanggal 4 Januari 2021 sebesar 34.175 menunjukkan bahwa harga saham BBCA terlalu tinggi sebesar 4.754.

Ketiga UNTR. Harga saham UNTR per 30 Desember 2019 sebesar 21.525 dan per 30 Desember 2020 sebesar 26.600 dan sempat turun mencapai 14.250 sehingga diperoleh return dengan SIM sebesar 9,91. Sebagai anak perusahaan Astra International menunjukkan kinerja yang cukup baik dari Astra Group. 

Padahal tanggal 6 September 2020 perusahaan mencatatkan penurunan penjualan alat berat hingga 50% akibat pandemi terutama dari sektor tambang, begitu pula untuk sektor kontraktor pertambangan juga mengalami pelemahan produksi hingga 17% (yoy). 

Sementara untuk tambang emas mengalami sedikit gangguan operasional akibat pandemi corona Direktur Utama United Tractors, Frans Kesuma, menyebutkan bahwa korporasi melakukan revisi target perusahaan dengan penjualan alat berat 1.300 unit, penjualan batu bara mencapai 7,8 juta ton serta target produksi emas mencapai 255 ribu - 300 ribu ons.

Dengan stdev 3.418 dan nilai beta 3,93 menunjukkan risiko perusahaan yang cukup tinggi. Pandemi COVID-19 dan penurunan harga batu bara telah mempengaruhi kinerja Perseroan secara keseluruhan. 

Sampai dengan bulan September 2020, Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp46,5 triliun atau turun sebesar 29% dari Rp65,6 triliun pada periode yang sama tahun 2019. Sejalan dengan penurunan pendapatan bersih, laba bersih Perseroan turun 38% menjadi Rp5,3 triliun dari sebelumnya sebesar Rp8,6 triliun. 

Masing-masing segmen usaha, yaitu: Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Pertambangan Batu Bara, Pertambangan Emas dan Industri Konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 22%, 48%, 16%, 12% dan 2% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Hasil perhitungan expected return CAPM hanya sebesar 8,52 dengan Jensen Alpha ratio minus 1,39 menunjukkan bahwa market khawatir dengan kinerja keuangan perusahaan. 

Hal ini terkonfirmasi dari beberapa corporate action di tahun 2020 seperti tanggal 15 Juni 2020 PT Acset Indonusa Tbk (ACST), perusahaan konstruksi milik Grup Astra, akan menggelar rights issue 15 miliar saham dengan nilai perolehan maksimal Rp1,5 triliun untuk membayar utang ke PT United Tractors Tbk (UNTR). 

Kemudian tanggal 2 Juli 2020 perusahaan telah memperpanjang periode fasilitas pinjaman senilai Rp 300 miliar kepada PT Astra Sedaya Finance (ASF) hingga 30 Juni 2021. Pada tanggal 18 Sep 2020 perusahaan telah mengambil 1,2 juta lembar saham baru yang diterbitkan oleh PT Bumi Pertiwi (BP), dengan nilai nominal Rp300 miliar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun