Akhirnya saya dan keluarga bisa menyaksikan Sabyan secara langsung di daerah kami, Probolinggo. Meskipun bukan konser penuh, tapi setidaknya kehadiran mereka mampu mengobati rasa penasaran masyarakat Probolinggo dan sekitarnya pada penampakan sesungguhnya Nissa dan kawan-kawan, tidak hanya lewat layar TV dan monitor HP.
Bagi saya pribadi, ini adalah kali kedua bisa menyaksikan penampilan mereka secara langsung. Yang pertama sekitar setahun lalu, akhir Desember 2018 saat promo novel perdana mereka "Sabyan, Kisah Fenomenal Anak Gambus Milenial"di Surabaya. Bahkan ketika itu saya masih bisa minta tanda tangan dan sempat berfoto bersama mereka, yang saat itu masih berenam.
Kabar tentang rencana kedatangan Sabyan di Probolinggo sudah berhembus sejak pertengahan November lewat pesan berantai Whatsapp dan jejaring sosial. Meskipun terbilang pemerhati yang selalu berusaha mengikuti pergerakan mereka, untuk yang satu ini saya justru kedahuluan teman-teman lokal. Ketika itu beberapa chat WA masuk ke nomor pribadi saya, berisi informasi tentang "Konser Kemanusiaan untuk Negeri dan Palestina bersama Sabyan." Umumnya mempertanyakan kebenaran kabar tersebut.
Saya pun tak langsung percaya begitu saja sebelum ada konfirmasi dari pihak manajemen Sabyan, atau setidaknya sudah ada pemberitahuan di akun Instagram resmi mereka sebagaimana konser-konser sebelumnya. Sementara saat itu sama sekali belum tercantum jadwal konser di Probolinggo. Akhirnya kepastian kehadiran Sabyan di Probolinggo terjawab setelah ada konfirmasi salah satu kru di balik layar Sabyan yang menjawab pertanyaan saya lewat pesan langsung Instagram.
Jika biasanya pertunjukan musik yang menghadirkan artis Ibukota digelar oleh Pemerintah Kota atau Pemerintah Kabupaten Probolinggo pada event-event khusus, maka konser kemanusiaan kali ini diselenggarakan oleh lembaga non pemerintah. Adalah Lembaga Amil Zakat Nasional, Lembaga Manajemen Infaq (Laznas LMI) area Probolinggo dan Sahabat Palestina Memanggil (SPM) yang menggelar konser ini.
Antusiasme masyarakat Probolinggo untuk menyaksikan penampilan Nissa dan kawan-kawan secara langsung ternyata cukup tinggi. Terbukti hari H-5 tiket VIP berupa gelang donasi seharga Rp. 70.000,- Â sudah habis terjual. Meski terlambat order hingga tak kebagian tiket VIP, Alhamdulillah saya dan keluarga masih kebagian tiket ekonomi seharga Rp. 30.000,- . Dan di H-2 konser, tiket donasi sudah habis terjual.
Sekira pukul 20.00 WIB yang ditunggu-tunggu muncul juga. Diawali para persoel Lagana sebagai band pengiring naik panggung lebih dulu sambil mempersiapkan peralatan musiknya masing-masing. Tak lama  kemudian sang leader sekaligus keyboardis Ayus dan pemukul darbuka, Kamal, menyusul naik panggung. Histeria penonton memuncak  ketika sang vokalis, Nissa, muncul di atas panggung sambil menyapa hangat "Assalamu'alaikum, Selamat Malam Probolinggo!."
Nissa dan kawan-kawan membuka konser malam itu dengan single terbaru mereka "Alfassalam" dengan irama yang cukup catchy. Ribuan penonton semakin dibuat histeris, termasuk saya yang tanpa sadar ikut bergoyang mengikuti irama lagu hingga kemudian diprotes Nia putri saya, "Ma, Ayah kenapa kok goyang-goyang gitu?." Sementara Nia dan Mamanya terlihat lebih anteng menikmati nyanyian Nissa.
Tapi bagi mereka yang sudah paham dan terbiasa dengan konser amal semacam ini, akan sabar menanti dan mengikhlaskan waktu menunggu mereka sebagai bagian dari sedekah. Alhasil donasi kemanusiaan yang terkumpul mencapai angka Rp. 1 milyar, meskipun sebagian besar masih berupa komitmen yang tak harus dipenuhi tunai malam itu.