Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-XX telah menyisakan sorotan signifikan, terutama dengan ketidakhadiran Immawati dalam kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM Periode 2024-2026. Immawati, yang dikenal sebagai salah satu penggerak utama di IMM, tidak memiliki wakil yang terpilih, sehingga memunculkan pertanyaan serius akan arah dan keberlanjutan organisasi ini.
Pada Muktamar IMM ke-XX, tidak terpilihnya Immawati sebagai bagian dari formatur DPP IMM Periode 2024-2026 menjadi sorotan. Kabar adanya sabotase suara dengan alasan "agar satu komando" turut menyulut kontroversi, terutama di kalangan para peserta muktamar, termasuk beberapa Immawati yang membenarkan hal ini. Padahal, di internal IMM, seringkali ditekankan tentang "kesetaraan gender," namun kenyataannya tidak terlihat dalam proses pemilihan tersebut.
Immawati dan Perannya dalam IMM:
Immawati memiliki peran sentral dalam struktur IMM, dan kesetaraan gender selalu menjadi fokus perbincangan dalam aktivitas organisasi ini. Meskipun kata "Immawati" hadir dalam mars IMM, kenyataannya suaranya tidak terdengar dalam gelaran muktamar. Kesetaraan gender yang sering ditekankan oleh kader-kader IMM terlihat lebih sebagai retorika tanpa dukungan nyata. Oleh karena itu, saya pribadi berpendapat bahwa sudah saatnya Immawati mendeklarasikan diri sebagai organisasi yang independen, bukan hanya sebagai Badan Otonom di dalam tubuh IMM. Langkah ini bisa membawa kesan yang nyata terhadap peran wanita dalam organisasi dan memastikan bahwa IMM benar-benar menjadi wadah yang efektif untuk menyuarakan aspirasi wanita.
Evaluasi Terhadap Kepemimpinan Baru IMM:
Ketidak terwakilkannya Immawati di DPP IMM menimbulkan spekulasi dan kekhawatiran di kalangan anggota IMM. Walaupun DPP IMM yang baru memiliki potensi dan kapasitasnya, evaluasi menyeluruh tetap diperlukan untuk memastikan bahwa visi IMM dalam menyuarakan aspirasi wanita tetap terjaga.
Tantangan dan Harapan IMM-WATI di Masa Depan:
Di tengah situasi ini, pertanyaan muncul mengenai kemungkinan Immawati mendeklarasikan diri sebagai organisasi independen, mirip dengan langkah yang dilakukan KOHATI pada tubuh HMI. Keberlanjutan IMM sebagai gerakan mahasiswa yang berintegritas dan berdaya saing tinggi sangat tergantung pada langkah-langkah selanjutnya yang diambil.
Mengapa Immawati Harus Mendeklarasikan Diri sebagai Organisasi Independen:
1. Kemandirian dan Fokus Visi:
Mendeklarasikan diri sebagai organisasi independen memberikan kebebasan untuk fokus pada visi dan misi tanpa terkendala oleh struktur organisasi utama. Immawati dapat lebih leluasa untuk mengurus IMM-WATI agar eksis sebagai Organisasi Otonom di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah bukan hanya sekedar dibawah naungan IMM.
2. Menghindari Kemungkinan Pertentangan Internal:
Mendirikan organisasi independen dapat menghindari potensi pertentangan internal di IMM, menjaga keharmonisan, terutama bagi IMM-WATI yang dapat lebih leluasa menentukan arah dan kebijakan tanpa kendala struktural.
3. Menggali Potensi Pemimpin Muda dari kalangan Wanita:
Immawati dapat membentuk organisasi baru untuk memberikan ruang bagi pemimpin muda perempuan untuk berkembang dan berperan aktif dalam perubahan positif di kalangan mahasiswi.
Dalam konteks ini, Immawati memiliki peluang untuk membawa ide dan visinya lebih jauh sebagai organisasi independen. Tantangan dan perubahan dapat dijadikan peluang untuk memperkuat dan memperbarui peran IMM dalam mengadvokasi dan mewakili suara mahasiswa Indonesia, khususnya suara perempuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H