Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kemiri (Muncang): Literasi tentang Sebutir Biji

10 Desember 2024   11:52 Diperbarui: 11 Desember 2024   04:47 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon kemiri (Sumber: https://lindungihutan.com)

Memang logam atau besi gamelan dibuat dan dipesan dari Sumedang, sedangkan rancak (tempat dudukan gamelan) dibuat dan dipesan dari Thailand. Irman menambahkan bahwa ketika Sari Oneng dibawa ke Eropa pada tahun 1889, semua Nayaganya (Penabuh Gamelan) merupakan orang asli Sukabumi yakni para pekerja pabrik teh di Parakansalak Kabupaten Sukabumi pada saat itu.

"Gamelan Sari Oneng Parakansalak itu berasal dari Sukabumi dan kini dititipkan di Museum Prabu Geusan Ulun, Sumedang," tandasnya.

Klaim Irman dikuatkan laman Virtual Tourism Kabupaten Sumedang sebagaimana kita baca pada bagian Gamelan Sari Oneng Parakan Salak yang dengan jelas menyatakan hal senada: 

"Gamelan Sari Oneng Parakan Salak dibuat pada tahun 1825 di Sumedang yang saat itu merupakan pusat budaya di Jawa Barat. Gamelan ini terbuat dari kayu besi Muangthai/Thailand.

Maka dari itu Gamelan Sari Oneng Parakan Salak ini adalah yang paling istimewa dan terkenal di Museum Prabu Geusan Ulun.

Ada hal lain yang membuat gamelan ini istimewa yaitu pernah mengikuti pameran internasional di Amsterdam pada pameran teh sedunia tahun 1883, dilanjutkan pada pameran Exposition Universelle pada promosi teh di Paris tahun 1889 dan tahun 1893 dalam pameran promosi teh di Chicago Amerika.

Selepas melanglang buana mengikuti berbagai kegiatan di luar negeri, Gamelan Sari Oneng Parakan Salak kembali ke Hindia Belanda pada awal abad ke-20 namun tetap digunakan dalam berbagai acara priayi dan pembesar Belanda terutama yang bersifat seremonial.

Kemudian pada tahun 1942 gamelan ini diserahkan kepada Bupati Sukabumi yakni R. A. A Soeria Danoeningrat. Namun pada tahun 1975, R. A. A. Soeria Danoeningrat wafat dan para ahli waris menitipkan Gamelan Sari Oneng Parakan Salak di Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang."

Narasi Sultan Agung yang gemar adu kemiri boleh jadi merupakan upaya untuk mendapatkan legitimasi keberadaan adu kemiri di kalangan para penyukanya.

Kemiri: Kenangan Akan Sebuah Tembang

Almarhumah ibu, memiliki darah seni yang kuat. Beliau termasuk penembang lagu Sunda klasik yang handal. Sementara Bapak lebih kepada sastra -- sampai-sampai kata sastra Bapak selipkan sebagai nama tengah beliau di ijazah sekolah menengahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun