Saya sempat menggoda peserta upacara. Pertama, tentang kata-kata "dengar seluruh...." pada lirik pertama lagu Mengheningkan Cipta yang secara kaprah para siswa keliru ucap menjadi "dengan seluruh....". Kedua, berkenaan dengan lirik "nan gugur remaja di ribaan bendera". "Adakah yang tahu apa arti kata ribaan? Silakan unjuk tangan!" tantang saya.
 Karena tidak kunjung ada tangan terangkat, saya lanjutkan, "Ribaan itu berasal dari kata 'haribaan' yang berarti 'pangkuan'. Ribaan merupakan bentuk ringkasan dari haribaan. Kewenangan sastrawi yang dimiliki seorang penggubah lagu seperti ini lazim dikenal sebagai licentia poetica," pungkas saya.
Sepotong informasi saat mencari tahu seputar lagu Mengheningkan Cipta balik menggoda saya. Seseorang menulis bahwa lagu ini terdengar mirip lagu Jerman, Ich bete an die Macht der Liebe --Â Aku Berdoa pada Kuasa.Â
Lagu yang judulnya diambil dari baris pertama dari bait keempatnya ini merupakan nyanyian rohani Fur dich sei ganz mein Herz und Leben yang ditulis oleh seorang pendeta bernama Gerhard Tersteegen pada tahun 1750.
 Adapun melodi yang membuat Ich bete an die Macht der Liebe terkenal ditulis oleh komposer Rusia Dmitri Stepanovich Bortnjanski (1751-1825), yang bekerja di Saint Peterburg.
Untuk mengetahuinya, pembaca dapat mencoba menalanya di tautan Für dich sei ganz mein Herz und Leben - Ich bete an die Macht der Liebe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H