Pertanyaan khusus tentang inner speech yang telah diajukan oleh para filsuf mencakup persamaannya dengan, dan perbedaannya dengan, outer speech; hubungannya dengan penalaran dan pemikiran konseptual; peran kognitifnya yang lebih luas—terutama dalam metakognisi dan pengetahuan diri; dan peran yang dapat dimainkannya dalam penjelasan tentang halusinasi verbal auditori dan "penyisipan pikiran".Â
Saya ternyata tidaklah unik apalagi aneh. Fenomena "suara kecil di kepala" merupakan hal yang umum terjadi meskipun tidak semua orang mengalaminya dalam intensitas yang sama. Dalam perspektif ini, saya merasa sangat sehat secara mental.
Apa yang saya alami sewaktu kecil (untuk bicara sendiri) dan hingga kini masih diganggu brisiknya pikiran ternyata telah menyeret sebuah diskusi abadi tentang bagaimana bahasa berperan erat dalam proses berpikirnya manusia.Â
"Bahasa adalah ciri khas manusia, dan selama berabad-abad, para filsuf dan ilmuwan telah merenungkan tujuan sebenarnya dari bahasa.Â
Kita menggunakan bahasa untuk berbagi informasi dan bertukar ide - tetapi apakah lebih dari itu? Apakah kita menggunakan bahasa tidak hanya untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk berpikir?" begitu pantik Jennifer Michalowski dari Institut McGovern untuk Penelitian Otak dalam What is language for?
Evelina Fedorenko, peneliti Otak dan Ilmu-Ilmu Kognitif dari MIT, menurut Michalowski, berbeda pendapat mengenainya. Fedorenko dan rekan penelitinya menandaskan bahwa bahasa pada dasarnya hanyalah sebatas alat komunikasi.Â
"Fedorenko mengakui bahwa ada hubungan intuitif antara bahasa dan pikiran. Banyak orang mengalami suara hati yang seolah-olah menarasikan pikiran mereka sendiri.Â
Dan bukan hal yang tidak masuk akal untuk menduga bahwa orang yang pandai berbicara dan pandai mengartikulasikan pikirannya juga merupakan pemikir yang jernih. Namun, meski asosiasi ini menarik, hal ini bukanlah bukti bahwa kita benar-benar menggunakan bahasa untuk berpikir," tulis Michalowski.
Fedorenko yang mengadakan penelitian selama 20 tahunan bersama para neurosaintis lainnya sampai pada simpulan bahwa, "Hampir semua yang telah kami uji sejauh ini, kami tidak melihat adanya bukti keterlibatan mekanisme bahasa," kata Fedorenko.Â
"Sistem bahasa Anda pada dasarnya tidak bersuara ketika Anda melakukan berbagai macam pemikiran."Â
Ia kemudian menyimpulkan bahwa kemungkinan besar kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Bahasa adalah alat yang ampuh untuk mentransmisikan pengetahuan.Â