Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menyoal (Kembali) tentang Bahasa

16 Oktober 2024   14:11 Diperbarui: 16 Oktober 2024   14:32 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, dalam Dharmashastra, Bhasha menunjukkan pengaduan tertulis dari seorang penggugat dan menggambarkan kondisi seorang Brahmana yang berhubungan dengan kekayaan.

Menariknya, kata bahasa juga boleh jadi berasal dari kata Arab dan Persia, hanya saja setelah mengalami perubahan ujaran, sebagaimana kita dapat jumpai dalam An Etymological Dictionary of Astronomy and Astrophysics (English-French-Persian). 

Kata Persia bahsidan dan bahs kardan, yang mengandung arti diskusi, debat, berbicaraan atau menulis tentang, atau menjelaskan solusi ditulis dengan dua variasi huruf, yakni bahatsa dan bahasa. Huruf tsa berubah menjadi sin. 

Kata bahasa dalam bahasa Indonesia, berasal dari kata bhasha Sanskerta yang mengalami perubahan fonologis menjadi kata bahasa yang kita sekarang gunakan. Hal yang sama tidak menutup kemungkinan berasal dari kata Persia bahs atau bahts. Aspek fonologis bertanggung jawab atas terjadinya perubahan tersebut. 

Sebuah kata dapat berubah dari waktu ke waktu -- dan ini kemudian secara lebih besarnya menjadi sebuah bahasa baru -- karena beberapa alasan, antara lain:

Pertama, evolusi atau perubahan bahasa. Bahasa terus berevolusi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan ekspresi di dunia yang terus berubah.

Kedua, loan word (kata pinjaman). Bahasa sering kali mengadopsi kata-kata baru dari budaya dan bahasa lain melalui perdagangan, migrasi dan lain sebagainya.

Ketiga, kemajuan teknologi dan pengetahuan. Kata-kata baru akan diperlukan untuk mengikuti kemajuan teknologi. 

Keempat, tradisi turun-temurun. Makna sebuah kata atau struktur bunyi bisa berubah, bertambah atau bahkan hilang dari generasi ke generasi.

Inilah empat faktor yang menyebabkan sebuah kata bisa berubah bahkan hilang dalam sebuah anak bahasa dari induk bahasanya saat ia muncul dan berkembang seiring zaman.

 Dan untuk mengembalikan kata yang hilang dari kandang sang induk, sebagaimana dibincang dalam Bahasa Arab: Induk Segala Bahasa, Muhammad Ahmad Mazhar menawarkan 10 rumus kebahasaan berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun