Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Nabi Musa Gagap? Maaf, Tidak

21 Juli 2024   10:31 Diperbarui: 21 Juli 2024   10:42 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar penafsir selama berabad-abad menyimpulkan bahwa teks tersebut memang menunjukkan bahwa Musa terbata-bata,  bahkan sebagaimana diwakili Rabi Rashi dari abad ke-11 yang bersikeras bahwa Musa adalah seorang yang gagap. Namun, kisah tentang Musa yang berbicara kepada dua "orang Ibrani" yang sedang berkelahi, dan mengajak salah satu dari mereka bercakap-cakap (Al-Qashash:15-18 dan Keluaran 2:11-14), sebagai bukti bahwa Musa mengetahui bahasa Ibrani dan dapat dimengerti oleh rekan-rekannya sesama orang Yahudi.

Satu alternatif penjelasan berkenaan dengan 'gagap'-nya Nabi Musa yang saya ajukan adalah bahwa karena sejak bayi beliau dibesarkan di lingkungan istana Fir'aun maka Musa terbiasa dengan bahasa dan budaya Mesir alih-alih Yahudi. Untuk itu, saat perintah sebagai Rasul diberikan kepada beliau, adalah kendala bahasa dan budaya dengan Bani Israil yang kepada mereka beliau diutus yang menjadi kendala. Barangkali ke arah inilah kata-kata "lapangkanlah dadaku" dan "lepaskanlah simpulan dari lidahku".    

Atau kedua ungkapan ini juga dapat dimaknai sebagai kerikuhan Musa kepada Fir'aun yang bagaimanapun telah berbuat baik selama membesarkan dan mendidik beliau di dalam istananya. Rasa rikuh ini yang membuat dada beliau sempit dan lidah beliau kelu. Sementara Harun yang dibesarkan di tengah-tengah Bani Israil tentu jauh lebih fasih dalam berkomunikasi secara bahasa dan budaya. Ke arah ini pulalah nampaknya firman Allah ketika menasehati Musa dan Harun berkenaan dengan pola komunikasi dengan Firaun, "Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Firaun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut (QS Thaha: 44)."

Perlu waktu memang untuk segala sesuatu. Termasuk untuk melepaskan diri dari kekesalan yang merunut ke masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun