Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kakaren Lebaran, Jejak Ramadan yang Beranjak

22 April 2023   10:23 Diperbarui: 22 April 2023   15:26 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Bill Ingals/NASA via KOMPAS.com

Sebarapa langkakah gerhana matahari hibrida ini? "Ada dua sampai lima gerhana matahari setiap tahunnya, meskipun selama abad ke-21 hanya 3,1% (7 dari 224) gerhana matahari yang merupakan gerhana matahari hibrida. Antara tahun 2000 SM hingga 3000 M, hanya 4,8% gerhana matahari yang merupakan peristiwa hibrida," ungkap Jamie Carter dalam Hybrid solar eclipse: Everything you need to know about the rare and strange phenomenon. "Gerhana matahari hibrida berikutnya akan terjadi pada hari Jumat, 14 November 2031, menurut Time and Date," tambahnya.

Gerhana matahari total sangat penting karena memungkinkan para ilmuwan untuk melihat bagian atmosfer matahari ---yang dikenal sebagai korona---yang terlalu redup untuk dilihat kecuali jika cahaya terang matahari terhalang, tulis NASA. "Gerhana matahari dan bulan tidak memiliki manfaat langsung bagi keseharian kita, tapi sangat penting bagi astronomi. Gerhana matahari memungkinkan para astronom untuk mempelajari Matahari secara detail. Helium ditemukan di Matahari selama gerhana matahari, dan efek gravitasi matahari pada cahaya dari bintang-bintang di sekitarnya membantu membuktikan teori relativitas. 

Gerhana bulan memberikan bukti pertama tentang kebulatan Bumi, karena bayangan Bumi di bulan selalu bulat, tidak pernah datar. Selain itu, dengan menghitung waktu perjalanan Bumi melintasi piringan Bulan, dan mengetahui diameter Bumi, Anda dapat, seperti yang dilakukan Aristarkhos, menghitung jarak antara Bumi dan Bulan," terang Nicholas Webb di forum tanya jawab Quora.

Inilah empat 'kakaren' yang sempat saya tuangkan dalam tulisan ini. Tentu masih ada banyak lagi sebenarnya. Namun, tidak mudah untuk berkonflik dengan ketupat berkuah opor atau kudapan khas Lebaran. Saya menyerah.

Dua Gerhana dalam Satu Ramadan
Kejadian gerhana dalam bulan Ramadan yang baru lalu banyak dikaitkan dengan kiamat atau turunnya Imam Mahadi. Salah satunya saya ambilkan sebagai contoh Gerhana di Bulan Ramadhan Tanda Kiamat? Ini Kata Buya Yahya.

Bagi yang meragukan otentisitas riwayat tentang kemunculan Imam Mahdi yang ditandai peristiwa gerhana di bulan Ramadan, ada baiknya membuka ruang untuk menilik perspektif yang berbeda. M. Adam Ahmad menulis artikel menarik Lunar and Solar eclipse prophecy for the Mahdi: Authenticity and fulfilment. Bagi Mahdi kita, ada dua tanda yang belum pernah muncul sebelumnya sejak penciptaan langit dan bumi, yakni Bulan akan mengalami gerhana pada malam pertama di bulan Ramadhan [yaitu, pada malam pertama di mana gerhana bulan bisa terjadi] dan Matahari akan mengalami gerhana pada tengah hari [yakni, pada tengah hari di mana gerhana matahari bisa terjadi]. Dan tanda-tanda ini belum pernah terjadi sejak Allah menciptakan langit dan bumi, kutipnya dari Sunan al-Daraquthni, Kitab al-Eidain.

Selain itu, tulis Adam Ahmad, Hazrat Al-Daraqutni---yang telah mencatat hadis ini dalam kitabnya---bukanlah orang biasa. Ia adalah seorang ulama terkenal dan orang yang saleh. Mengomentari kejujuran dan kesalehannya, Hazrat Shah Abdul Aziz Muhaddits Delhwi menyatakan: "Imam Al-Daraquthni pernah berkata, 'Wahai penduduk Baghdad! Jangan pernah berpikir bahwa ada perawi yang dapat meriwayatkan pernyataan yang salah atau tidak benar tentang Nabi Suci Islam selama masa hidupku.'" kutipnya sembari menyebutkan kitab Naubat-ul-Fikr sebagai rujukan.

Dalam artikelnya, Adam Ahmad juga menyebutkan beberapa kitab-kitab karya ulama-ulama masyhur yang mencatumkan riwayat ini, antara lain: Al-Arf al-Wardhi fi Akhbar al-Mahdi karya Imam Jalaluddin al-Suyuti; Al-Qawl Al-Mukhtasar fi Alamat al-Mahdi al-Muntazhar karya Ahmad Ibn Muhammad Ibn Hajar Al-Haythami; Maktubat Imam Rabbani Hazrat Mujaddid Alf-e-Sani, Ahmad Sirhindirh; dan Kitab al-Isha'ah li-Ashrat al-Sa'ah oleh Al-Imam Muhammad ibn Abd al-Rasul al-Barzanji.

Terlepas dari pro dan kontra seputar itu, sejarah falakiah mencatat pernah terjadi dua gerhana, yaitu bulan dan matahari dalam satu bulan Ramadan. Dengan berat hati saya batasi makan pagi ini di bawah ambang paruh porsinya. Saya harus tuntaskan tulisan yang tersisa beberapa paragraf lagi.

Dalam The Advent of the Promised Messiah as Vindicated by the Signs of the Lunar and Solar Eclipses, Profesor Astronomi, Universitas Osmania, Hyderabad, India  Saleh Muhammad Alladin menulis:

"Gerhana bulan dan matahari terjadi di Qadian pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan di Ramadan sebagai penggenapan nubuatan agung Nabi Muhammad saw. Gerhana bulan terjadi setelah matahari terbenam pada tanggal 13 Ramadan (21 Maret 1894) dan gerhana matahari terjadi pada hari Jumat, 28 Ramadan (6 April 1894). Terlepas dari almanak, gerhana ini juga disebutkan dalam surat kabar India pada saat itu, Azad dan Lembaran Sipil dan Militer. Bahkan sekarang, tanggal (dari era Masehi) untuk gerhana ini dapat dikonfirmasi dari Canon of Eclipses karya Oppolzer dan Nautical Almanac, London, tahun 1894. Perhitungan berdasarkan posisi bulan menunjukkan bahwa puncak gerhana bulan sesuai dengan tanggal 13 dan 28 Ramadan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun