Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Arti Sebuah Nama? (Sebuah Tulisan Terbelah Hari)

21 April 2023   00:01 Diperbarui: 21 April 2023   05:59 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://guardian.ng/features/whats-in-a-name-2/

Saya sebenarnya bisa tidur nyenyak saat mendapatkan simpulan ini. Sama sekali tidak ada yang salah dengan profesi pembuat sabun. Seorang gitaris klasik seperti Emre sangat mungkin berasal dari keluarga dengan tradisi profesi sebagai pembuat sabun. 

Sabun dan musik klasik, bagi kebanyakan orang, barangkali merupakan dua hal yang seakan nyaris tidak berhubungan sama sekali. Saya tidak termasuk di antara kebanyakan orang tadi. Sederhana saja. Tidakkah para maestro, editor, musisi ataupun penyanyi menggunakan sabun sata mereka mandi? Sesederhana itulah setidaknya irisannya. Hehehe

Hanya saja, saya belum diizinkan tidur oleh rasa penasaran yang terus menggoda. "Cobalah cari asal-usul keluarga Emre, atau siapa saja penyandang nama belakang itu. Siapa tahu ada yang lebih menarik," atur otak saya seenaknya. Apalah daya, kedua mata dan kesepuluh jari-jari telah sepakat berkomplot dengan otak untuk memberontak kepada tuan mereka. 

Kata Sabuncuoglu diketikkan pada bilah pencarian. Sepersekian detik kemudian, tepatnya sekitar 186.000 hasil hasil dalam 0,35 detik pencarian Google. Bertengger teratas, Serefeddin Sabuncuoglu. Berbekal sedikit bahasa Arab, meskipun sangat payah, dengan mudah saya menenggarai nama Serefeddin yang sangat Arab. 

Syariifuddin atau Syaraafuddin merupakan kandidat terkuat untuk padanan nama ini.  Dan, sebuah artikel di laman Muslim Heritage The 15th Century Turkish Physician Serefeddin Sabuncuoglu Author of Cerrahiyetu 'l-Haniyye sukses memuluskan rancangan kudeta otak bersama antek-anteknya: mata  dan jemari. Sementara, jam menunjukkan bahwa waktu tidur sudah mulai hangus. "Saya bukan makhluk nokturnal," batin bergumam lirih. 

Artikel tersebut ditulis Salim Ayduz dan Osman Sabuncuoglu. Di dalamnya dinyatakan bahwa Serefeddin Sabuncuoglu (1385-1470) adalah seorang dokter sekaligus penulis sebuah traktat bedah terkenal, Cerrahiyetu'l Haniyye (Bedah Kekaisaran), yang ditulis dalam bahasa Turki pada tahun 1465. Ini adalah atlas bedah bergambar pertama dan ensiklopedia medis besar terakhir dari dunia Islam. Meskipun traktat ini sebagian besar didasarkan pada Al-Tasrif milik Al-Zahrawi, Sabuncuoglu memperkenalkan banyak inovasi miliknya, di antaranya pengenalan gambaran di mana kita melihat ahli bedah wanita diilustrasikan untuk pertama kalinya.

"Nama lengkap dari dokter kita adalah Serefeddin Sabuncuoglu b. 'Ali b. al-Hajj Ilyas b. Sya'ban al-Amasi al-Mutatabbib. Dia lahir di Amasya sekitar tahun 1385 dan meninggal di Amasya setelah tahun 1468. Dia berasal dari Turki dan tinggal di negara Ottoman selama masa ekspansinya yang progresif pada abad ke-15. Kakeknya, Hajji Ilyas Beg, adalah seorang dokter istana di Bursa selama pemerintahan Sultan Celebi Mehmed (1413-1421)," ungkap mereka.

Selarik cahaya masuk ke dalam benak. Satu dari 64 kata yang terdapat dalam paragraf akhir kutipan tadi menghalau kantuk kian menjauh. Sya'ban. Karena Sya'ban adalah nama terakhir yang bisa dirujuk oleh Serefeddin secara genealogis, maka artinya perujukan keturuan akan berpuncak pada sosok bernama Sya'ban ini. "Nah, ini dia," seru saya spontan sekaligus bernada euraka ala Archimedes. 

Begini maksudnya. Seperti sebelumnya, Sabuncuoglu terdiri dari tiga kata. Hanya saja kali ini ada dua kata pembentuknya yang berbeda. Pertama, 'Sabun' berasal dari kata Sya'ban, nama dari buyutnya Sefereddin. Kedua, sufiks 'cu' nampaknya bentuk perubahan dari sufiks 'ji', yang berasal dari pengaruh budaya benua alit India, yang berarti sebuah penghormatan atau menyampaikan rasa hormat. Sabunji, maksudna yang terhormat atau tuan Sya'ban. 

Perubahan penulisan dan bacaan dari ji menjadi cu atau ci lazim terjadi dalam bahasa Turki, seperti jannah menjadi cennet atau jum'ah menjadi cuma. Nampaknya hal yang sama terjadi dengan sufiks ji menjadi ci (kemudian menjadi cu). Titel al-mutatabbib yang disematkan kepada Sya'ban jelas menunjukkan posisi buyutnya Serefeddin sebagai tabib istana. Sebuah jabatan yang layak disemati 'ji' di belakangnya.

Saya tidak sendiri. Wikipedia edisi Inggris mencantumkan penulisan nama Serefeddin Sabuncuaglu dengan sufiks 'ji'. Namun, penulisan Sabun-nya masih shabun yang merujuk kepada sabun bukan Sya'ban.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun