Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cahaya

5 April 2023   04:31 Diperbarui: 5 April 2023   04:37 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.artpal.com/

Ternyata dalam hal sesepele menekan tombol on-off lampu, atau saat memantikkan korek api, ada serangkaian penjelasan fisika yang pelik. Jadi orang awam ternyata lebih aman dari gangguan segala keruwetan. 

Bukan Hanya Membuat Kita Melihat, Tapi Juga Merasa

Lho bagaimana bisa? Arvin melanjutkan penjelasannya:

"Teori elektrodinamika kuantum yang dikembangkan pada tahun 1940-an oleh Richard Feynman dan lainnya mengungkapkan bahwa gaya elektromagnetik dimediasi oleh foton. Dengan kata lain, ketika muatan sejenis saling tolak, seperti pada magnet atau dua elektron, partikel yang membawa gaya ini adalah bentuk foton virtual.

Hal yang sama berlaku untuk gaya tarik-menarik seperti antara proton dan elektron, atau dua kutub magnet yang berlawanan. Foton virtual membawa kekuatan itu juga. Sejumlah besar gaya yang menurut Anda kenal tidak akan mungkin terjadi tanpa foton. Jadi misalnya, gesekan antara sepatu Anda dan tanah yang memungkinkan Anda berjalan, atau gesekan antara ban mobil Anda dan jalan pada dasarnya merupakan produk elektromagnetisme.

Ini karena gesekan disebabkan oleh interaksi elektromagnetik antara atom-atom dari dua permukaan kontak. Tanpa cahaya, Anda juga tidak akan merasakan apa-apa, karena sentuhan adalah hasil dari elektromagnetik interaksi antara kulit Anda dan permukaan yang Anda sentuh. Dan karena atom-atom dalam tubuh Anda disatukan karena interaksi elektromagnetik antara inti bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif yang mengorbitnya, atom juga tidak akan ada tanpa cahaya."

Sulit rasanya menerima hal yang baru saya dapatkan ini. Tidak ada cahaya berarti tidak ada atom, tidak ada laptop, tidak ada hp, tidak ada pembaca---dan juga saya. Dan yang tersulit untuk dibayangkan adalah bahwa tidak akan ada alam semesta seperti yang kita kenal. 

Hikmah di Balik Permisalan Cahaya

Bila ada yang bertanya: mengapa Dia Yang Mahasegala harus memisalkan Diri-Nya dengan ciptaan-Nya---sebagaimana Dia lakukan saat bersumpah atas nama ciptaan-Nya?

Dia menginginkan kita menafakuri ciptaan-Nya yang melaluinya secara samar-samar---dan bagi beberapa barangkali jauh lebih jelas---menampak 'jejak' Sang Pencipta. Sama halnya saat Dia menggambarkan nikmat sorgawi  dalam Al-Qur'an dengan memisalkan benda-benda duniawi, Dia membiarkan kita untuk sedikit mampu membayangkannya.

Nah, bila untuk sorga yang adalah ciptaan-Nya saja dikatakan  bahwa kenikmatannya belum pernah dilihat mata, didengar telinga, serta terlintas di hati manusia, maka apalagi Allah Sang Mahaghaib. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun