Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cahaya

5 April 2023   04:31 Diperbarui: 5 April 2023   04:37 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.artpal.com/

Apakah makhluk-makhluk itu cahaya atau kegelapan? Jawabannya, tentu saja, adalah bahwa mereka bukan cahaya dan bukan kegelapan, atau bahwa mereka keduanya. Jika mereka cahaya dan hanya cahaya, maka mereka akan menjadi Tuhan, dan jika mereka kegelapan dan hanya kegelapan, maka mereka tidak akan ada. Oleh karena itu, mereka hidup di suatu dunia antah-berantah yang tidak ada cahaya ataupun kegelapan.

Dalam hal tashbih (sifat Tuhan yang bisa ditiru), segenap makhluk adalah cahaya, namun dalam hal tanzih (sifat Tuhan yang tidak ditiru) mereka adalah kegelapan. Dengan kata lain, sejauh mana benda-benda itu mirip dengan Tuhan, mereka bersinar, tetapi sejauh mana mereka tidak dapat dibandingkan dengan Tuhan, mereka gelap. Mereka harus memiliki sedikit cahaya, jika tidak mereka tidak akan bisa ada."

Kisah di Balik Terang

Kita tidak dapat benar-benar melihat materi. Apa yang kita lihat adalah cahaya yang memantul dari materi yang masuk ke dalam mata kita, yang kemudian ditafsirkan oleh otak kita sebagai materi, sebagai objek. Jadi, kita tidak melihat objek itu sendiri tetapi cahaya yang memantul darinya. Begitu penjelasan dari Arvin Ash dalam Why Does Light Exist? What is Its Purpose?

"Hampir semua informasi yang Anda miliki tentang ruangan Anda dibawa oleh benda-benda kuantum kecil yang membentuk cahaya yang disebut foton. Dan informasi ini, tentu saja, bergerak dengan kecepatan cahaya. Jika cahaya tidak ada, Anda tidak akan mampu mengumpulkan informasi visual apapun tentang alam semesta. Seluruh alam semesta akan gelap gulita bagi Anda," tambah Arvin, "Tapi akan jauh lebih buruk dari itu karena Anda juga tidak akan ada tanpa cahaya. Nyatanya tidak ada kehidupan seperti yang kita tahu akan ada. Cahaya memainkan peran penting dalam keberadaan alam semesta."

Cahaya bahkan lebih mendalam lagi perannya di alam semesta kita. Cahaya digunakan alam semesta kita untuk mentransfer energi dari satu hal ke hal lain. Arvin mengajak kita untuk terlebih dahulu memahami bagaimana matahari (dan juga bintang lainnya) bersinar.

Dalam inti matahari, menurutnya,  4 atom Hidrogen bergabung membentuk inti Helium melalui proses yang disebut fusi. Proses ini melepaskan banyak energi karena satu inti Helium lebih stabil dan berada dalam keadaan energi yang lebih rendah daripada 4 inti Hidrogen yang digunakan untuk membuatnya. Sebagian besar energi yang dilepaskan ini dalam bentuk sinar gamma, yang merupakan foton berfrekuensi sangat tinggi atau berenergi tinggi. Namun sinar gamma ini tidak pernah mencapai kita karena energinya terserap dalam plasma padat matahari.

Bahkan, meskipun foton ini bergerak dengan kecepatan cahaya, mereka membutuhkan waktu ribuan tahun untuk mencapai permukaan matahari karena gerakan acak yang mereka alami di dalam inti matahari, sehingga pada saat mereka mencapai permukaan, mereka energi turun dalam kisaran cahaya tampak. Jadi inilah yang menjelaskan asal mula cahaya dari matahari. 

Sementara  berkenaan dengan sumber cahaya buatan yang kita buat, seperti dari lampu jalan, atau lampu yang kita nyalakan di rumah kita pada malam hari, atau juga api pada umumnya, Arvin menjelaskan:

"Hampir semua cahaya yang tercipta di bumi adalah hasil dari kolaps elektron ke orbit yang lebih rendah dalam sebuah atom, setelah mereka dieksitasi oleh beberapa sumber energi ke keadaan energi yang lebih tinggi. Dalam atom, elektron berada dalam orbit diskrit tertentu yang dapat dihitung secara kasar dengan bantuan persamaan Schrdinger. Elektron ini dapat tereksitasi ke orbit yang lebih tinggi ketika menyerap energi, sering kali tereksitasi oleh foton.

Sekarang kita memiliki atom dengan satu atau lebih elektron dalam keadaan tereksitasi, dengan demikian keadaan energi yang lebih tinggi daripada keadaan energi terendah yang mungkin ada. Tetapi karena semua sistem di alam lebih suka berada dalam keadaan terendahnya, elektron tereksitasi ini pada akhirnya akan bergerak kembali ke orbit yang lebih rendah. Dan dalam proses ini, kelebihan energi dilepaskan sebagai foton. Hampir semua cahaya buatan di bumi dihasilkan oleh proses elektron yang jatuh ke keadaan energi yang lebih rendah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun