Huruf nun juga merupakan simbol wanita. Sebagaiman wanita memiliki sifat khas melahirkan, maka pena dan tinta melahirkan tulisan-tulisan. Huruf nun adalah kebalikan dari huruf ba. Selain secara bentuk fisik huruf yang memang berbalikan dengan satu titik di atas dan di bawah, menurut beberapa ulama sebagaimana dikutip oleh Nasaruddin Umar, huruf ba menyimbolkan fenomena Big Bag (Ledakan Besar) sementara huruf nun melambangkan fenomena Big Crunch (Keruntuhan Besar). Bila Big Bang mengembangkan, maka Big Crunch menciutkan.
Ba-Nun: Alpha dan Omeganya Huruf Arab
Secara visual huruf ba dengan titik di bawah menggambarkan awal kejadian dari satu titik. Huruf nun menggambarkan menciutnya---atau runtuhnya semesta---ke dalam satu titik. Perintah membaca (kata iqra diikuti bismi Rabbikalladzi khalaq yang diawali oleh huruf ba, pada kata bismi) melahirkan pencarian, pengembangan dan eksplorasi yang tak terbatas. Kebalikannya, perinta menulis yang disimbolkan dengan huruf nun mengerucutkan dan menciutkan segala bacaan dan eksplorasi kita ke dalam kata-kata yang terbingkai harmonis.
Keindahan falsafah huruf Arab inilah yang ingin saya tuangkan dalam skripsi saat kuliah dulu. Tetapi dosen pembimbing mengarahkan kepada topik lain. Saya tetap berterima kasih atas arahan tersebut meski dengan setengah hati harus mencari 'masalah' agar kuliah bisa selesai tanpa masalah.
Dari perspektif falsafah huruf ba dan nun ini terbuktilah keagungan Al-Fatihah sebagai Ummul Kitab, Induk dari Al-Qur'an. Sebab ketujuh ayat yang terdapat di dalamnya diawali dengan ba pada basmalah dan berakhir dengan nun pada kata al-dhallin. Alpha dan omega. Samar-samar saya mengingat sebuah pernyataan bernada profetik Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad, Khalifah Muslim Ahmadiyah yang Kedua bahwa, "Aku bisa menjawab setiap persoalan dan pertanyaan hanya dengan surah Al-Fatihah." Â Â
Ini adalah sebuah memoar atas upaya menyipta kebahagiaan dan memiliki kesempatan menuliskannya saja saya sudah merasa bahagia.
Mari menuliskan kebahagiaan! Â Â Â