Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Laylatul Qur'an

19 April 2022   21:55 Diperbarui: 20 April 2022   05:11 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Frasa-frasa dan kutipan-kutipan ditukil keluar dari konteks, yang untuk itu saya menyebutnya sebagai 'versi stabilo' yang ironisnya menjadi versi favorit baik fundamentalis muslim maupun kelompok Islamofobis."

Hazleton menampar dua wajah sekaligus: fundamentalisme dari pihak dalam dan Islamafobisme kebalikannya. Tidak setiap orang bisa melakukan ini. Dan Hazleton adalah salah satu dari yang sedikit itu.

Thomas Carlyle dan Lesley Hazleton

Lesley Hazleton menyindir Thomas Carlyle (1795-1881) sebagai masih 'hijau' dalam membaca Al-Qur'an sebagaimana disebutkan sebelumnya. Padahal Carlyle begitu gagah bersuara saat berhadapan bigotry orientalisme berkenaan dengan Nabi Muhammad saw.. Untuk memberikan sedikit gambaran berkenaan dengan sosok Carlyle berikut saya kutipkan sikap tegasnya tersebut dalam kata-katanya sendiri:  

"Sungguh memalukan bagi siapapun yang [masih] mendengarkan tuduhan bahwa Islam ada kebohongan dan bahwa [Nabi] Muhammad adalah seorang pembual dan penipu. Kami memandang bahwa dia tetap bersabar terhadap pengikutnya dengan sikap yang teguh, baik dan murah hati, penuh kasih sayang, salih, bestari, manusia sejati, pekerja keras dan tulus. 

Di samping semua kualitas diri ini, dia bersikap lembut kepada yang lainnya, tolerans, ramah, ceria dan terpuji, dan boleh jadi dia suka bercanda dan menggoda para sahabatnya. 

Dia itu adil, jujur, cerdas, murni, murah hati dan kekinian; wajahnya bercahaya seakan dia memiliki cahaya di dalam dirinya sehingga mampu menerangi malam-malam yang tergelap; dia adalah seorang insan agung dalam sifatnya meskipun tak terdidik oleh sebuah lembaga pendidikan ataupun seorang guru karena sejatinya dia tidak memerlukan semua ini."(Thomas Carlyle, On Heroes, Hero Worship and the Heroic in History)

Menilik kapasitas Carlyle dari kata-katanya ini, harus diakui Hazleton memang bukan sembarangan bila ia berani mengkritiknya dalam konteks bacaannya terhadap Al-Qur'an.

Laylatul Qur'an

Tanggal 19 April 2022 bertepatan dengan hari ke-17 Ramadan yang lazim diisi dengan peringatan Nuzulul Qur'an atau turunnya Al-Qur'an. Bagi pembaca yang ingin menyegarkan pengetahuan kita tentang apa perbedaan Nuzulul Qur'an dan Laylatul Qadar bisa membaca artikel yang ditulis oleh Ustadz M. Mubasysyarum Bih di laman Islam NU dengan judul Perbedaan Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar.

Karena Laylatul Qadar tidak biasa diperingati dan hanya 'dicari' oleh kaum muslimin, maka saya tidak akan membahasnya untuk kali ini. Adalah Nuzulul Qur'an yang menggelitik untuk sedikit saya diskusikan. Dan ini terkait dengan kenangan saat masa kecil dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun