Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tidak Ada Profesional, Jika Perasaan Dominan Terlibat, Benarkah?

5 Maret 2023   09:03 Diperbarui: 5 Maret 2023   09:06 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Pengendalian diri sendiri melalui kode etik yang ada.

Profesional Tanpa Baper

Baper atau bawa perasaan, seringkali menjadi indikasi bahwa perilaku profesional benar terlaksana sesuai kode etik atau tidak. Misalnya saja dalam suatu organisasi mahasiswa, seorang ketua mengintruksikan kepada sekretarisnya untuk mendahulukan proposal dari organisasi jurusannya untuk diproses terlebih dahulu ke rektorat. 

Padahal itu tidak sesuai dengan kode etik organisasi yang ada yaitu mendahulukan yang terlebih dahulu proprosal masuk tanpa melihat proposal dari siapa. Karena ada kedekatan dengan Ketua maka proposal didahulukan. Artinya ketua tersebut bertindak karena kepentingan pribadi dan golongannya.

Contoh lain, seorang pimpinan kantor memperlakukan karyawan wanitanya berdasarkan kondisi fisiknya. Hal ini termasuk tindakan diskriminasi. Tidak sesuai dengan syarat-syarat perilaku profesional.

Yang sering terjadi dalam dunia akademik, seorang pengajar memberi nilai peserta didiknya tidak berdasarkan pada kemampuan akademiknya, melainkan penilaian subjektif antara suka atau tidak suka atau hanya untuk mengejar akreditasi tanpa melihat kemampuan sumber daya akademik yang sebenarnya. 

Hal ini memperlihatkan perilaku tidak profesional karena melanggar persyaratan berperilaku profesional yaitu berlandaskan pada ilmu pengetahuan sebagai acuan.

Bawa perasaan disini tidak sebatas pada rasa suka, cinta, sayang, cemburu, melainkan dalam artian luas yaitu amarah, benci, permusuhan dan lainnya.

Perasaan berdasarkan psikologi dianggap sebagai pengalaman subjektif atau emosi. Yang memiliki penilaian subjektif berdasarkan subjek yang memandang. Sehingga sulit untuk dijadikan landasan berperilaku profesional.

"Profesional tanpa menghilangkan kemanusiaan"

Beberapa hari yang lalu, terdengar kisah yang mengharukan dari Ibu Kota, dimana seorang ibu yang sedang sakit berbaring di KRL setelah pulang berobat, namun oleh petugas keamanan yang bertugas saat itu, Ibu itu justru diberikan tempat khusus untuk beristirahat agar lebih nyaman dan aman, tanpa menegurnya meksi hal tersebut sebenarnya tidak boleh dilakukan.

Apakah petugas keamanan tersebut tidak profesional?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun