Bermalam di Ranu Pani, yang merupakan pintu masuk jalur pendakian gunung semeru, untuk mengistirahatkan tubuh sejenak sebelum esok kisah sesungguhnya  dimulai.
8 derajat celsius suhu yang terukur dalam ponsel, menjadi godaan tersendiri untuk melanjutkan bobo cantik dibalik hangatnya sleeping bag, padahal jam sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB.Â
Disaat dua teman kami mengurusi registrasi masuk, yang lain mempersiapkan diri untuk berangkat. Â Kurang lebih sekitar pukul 10, perjalanan dimulai masih teringat benar.
Nafas mencoba mengatur ritmenya, menyesuikan dengan medan pendakian yang semakin menanjak. Bagi Haris, Firman, Rifky, dan Risky ini bukanlah treck pendakian yang berat karena mereka sudah kesekian kalinya melewati jalur ini.
Semangka Gunung Semeru Memang Godaan Yang Menyegarkan
Godaan segarnya buah semangka disetiap pos membuat sejenak mengistirahatkan diri, alih-alih cepat melanjutkan perjalanan kembali, tempe goreng yang dingin seolah hangat saja ditenggorokan dan menggoda untuk dinikmati.
Canda renyah dari mulut Rio seakan radio yang menghibur di sepanjang perjalanan. Mungkin perjalanan dari pos 3 menuju pos 4 lah yang cukup banyak menyita tenaga, jalur yang curam, menanjak, berdebu dan berbatu dibandingkan dengan 2 pos sebelumnya.
5 jam perjalanan dari Ranu Pani, Ranu Kumbolo perlahan menampakkan diri seiring dengan semakin dekatnya langkah menuju Ranu Kumbolo. Pemandangan yang amat indah tersaji, mengubur segala lelah yang terasa.
Sesampainya di Ranu Kumbolo, bukan Haris namanya, jika tidak handal masak. Oseng-oseng jamur dan mie instan cukup mengenyangkan perut sebelum melanjutkan perjalanan ke Kalimati.
Satu persatu anggota rombongan, dipaksa berhenti oleh keadaan.
Namun sayang, Rio, Leo, Arum dan Fini harus menghentikan langkahnya di Ranu Kumbolo, mengingat keadaan fisik dan semakin curamnya medan yang tak memungkinkan lagi bagi mereka memaksa melanjutkan perjalanan.