2. Perbaiki Komunikasi
Utarakan apa saja hal yang membuat bimbang hingga stres pada pasangan dan keluarga. Catat semua perasaan-perasaan yang membuat ragu.
Mulai kembali rajut komunikasi yang hangat dengan keluarga pasangan dan perbanyak konsultasi dengan tokoh agama agar tidak kehilangan tujuan.
Komunikasi hati ke hati yang efektif perlahan akan mengurangi tingkat stres akibat kebimbangan menjelang pernikahan.Â
Sehingga dapat menemukan titik permasalahan dan solusi untuk menyelesaikannnya.Â
Selalu ingat, cukup sampai kerongkongan saja, jangan ditelan sampai ke hati jika komunikasi mulai memanas agar tidak semakin pelik.
3. Menerima Kelebihan dan Kekurangan
Harus realistis, menikah adalah menerima sepaket watak yang akan hidup bersama selamanya.Â
Paket itu tidak hanya berisi kelebihan saja melainkan juga kekurangan, sehingga keduanya harus diterima dengan lapang dada.
Perbedaan prinsip, perbedaan watak, perbedaan kebiasaan akan banyak dijumpai selama pernikahan yang akan menyebabkan shock culture dalam rumah tangga.Â
Sehingga penting sekali untuk dibicarakan sejak dini, agar hal-hal yang dibayangkan hingga membuat stres tidak akan pernah terjadi.
Stres menjelang pernikahan merupakan bentuk respon emosi bahwa menikah adalah proses peralihan besar dalam hidup.Â
Menurut Dr. Jocelyn Charnas, Ph.D.D., psikolog klinis di New York, Amerika Serikat mengungkapkan, stres menjelang pernikahan adalah bentuk pengakuan bahwa menikah adalah transformasi besar dalam hidup.Â