Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Stres Jelang Hari Pernikahan, Bagaimana Mengatasinya?

12 Agustus 2022   20:25 Diperbarui: 12 Agustus 2022   20:34 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto_shutterstock)

Menjelang hari pernikahan, konon katanya akan banyak dijumpai keraguan-keraguan yang membuat hati bimbang.

Pasalnya, menikah adalah proses penyatuan, peleburan dan peralihan yang bersifat irreversible karena hanya sekali sepanjang hidup.

Perlu kesiapan fisik, mental dan material yang  cukup untuk berani melangkah menuju puncak pelaminan. 

Tidak sedikit yang mengalami sindrom pra-nikah atau pre-wedding syndrome. Tak ayal, banyak dijumpai calon pengantin yang mengalami tekanan psikologis tinggi hingga berujung pada stres dan depresi.

Sebenarnya hal apa saja yang membuat stres menjelang pernikahan?

1. Kemampuan Finansial
Menurut hasil riset dari berbagai penelitian ilmiah, salah satu faktor yang membuat calon pengantin stres menjelang hari pernikahan adalah kesiapan finansial.

Ya biaya pernikahan yang tidak sedikit menjadi perhatian banyak pasangan. Apalagi tuntutan budaya dan eskpektasi pernikahan yang tinggi, memerlukan waktu dan strategi ekstra kusus untuk mempersiapkannya. 

Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menerapkan konsep financial planning yang tepat.

Permasalahan finansial tidak sedikit menjadi penyebab maraknya kasus kriminal seperti perampokan, pencurian hingga pembunuhan untuk menguasai harta benda korban untuk dijadikan modal pernikahan

2. Pergantian Status dari Lajang Menuju Kawin
Perubahan status ini sendiri banyak membuat calon pengantin gamang.

Perubahan status dari lajang menjadi kawin melalui pernikahan sebagai tanda bahwa kehidupan akan tidak lagi sama seperti sebelumnya.

Membayangkan pasca pernikahan yang terkekang, tidak lagi bebas, dan harus menanggung kehidupan rumah tangga bersama sehidup semati terlihat menakutkan. 

Padahal nyatanya, semua itu tidak akan terjadi selama keterbukaan dan pengertian yang dibesarkan, bukan hanya egoisme saja.

3. Merasa Ragu Pada Pasangan
Godaan menjelang pernikahan, tidak selamanya mempunyai alasan yang logis. Timbul pertanyaan-pertanyaan aneh dalam diri. 

Apakah dia mencintai? Apakah dia yang terbaik? Apakah keluarganya akan menerima?

Banyak hal yang datang membuat bimbang, bahkan di detik-detik ijab qobul diikrarkan. 

Menikah adalah ibadah panjang yang penuh godaan, hanya mereka yang mempunyai kekuatan iman yang akan bertahan dari tipu muslihat keraguan yang datang dari segala kemungkinan.

Lantas Bagaimana mengendalikan stres menjelang pernikahan?

1. Perbaiki Niat
Keraguan hingga menyebabkan stres menjelang pernikahan didasarkan pada niat yang belum kokoh. Sehingga mudah terombang-ambing dan dipermainkan keadaan.

Godaan masa lalu yang hadir kembali atau rayuan manis orang-orang baru akan banyak dijumpai menjelang pernikahan.

Tidak akan menjadi masalah apabila sepakat tidak menoleh kembali ke belakang dan haruslah move-on dari semuanya.

Keduanya harus fokus menata kehidupan dimasa depan dan kembali mengingat tujuan menikah adalah ibadah karena Tuhan. Sehingga, niscaya keraguan dan stres itu akan perlahan menghilang.

2. Perbaiki Komunikasi
Utarakan apa saja hal yang membuat bimbang hingga stres pada pasangan dan keluarga. Catat semua perasaan-perasaan yang membuat ragu.

Mulai kembali rajut komunikasi yang hangat dengan keluarga pasangan dan perbanyak konsultasi dengan tokoh agama agar tidak kehilangan tujuan.

Komunikasi hati ke hati yang efektif perlahan akan mengurangi tingkat stres akibat kebimbangan menjelang pernikahan. 

Sehingga dapat menemukan titik permasalahan dan solusi untuk menyelesaikannnya. 

Selalu ingat, cukup sampai kerongkongan saja, jangan ditelan sampai ke hati jika komunikasi mulai memanas agar tidak semakin pelik.

3. Menerima Kelebihan dan Kekurangan
Harus realistis, menikah adalah menerima sepaket watak yang akan hidup bersama selamanya. 

Paket itu tidak hanya berisi kelebihan saja melainkan juga kekurangan, sehingga keduanya harus diterima dengan lapang dada.

Perbedaan prinsip, perbedaan watak, perbedaan kebiasaan akan banyak dijumpai selama pernikahan yang akan menyebabkan shock culture dalam rumah tangga. 

Sehingga penting sekali untuk dibicarakan sejak dini, agar hal-hal yang dibayangkan hingga membuat stres tidak akan pernah terjadi.

Stres menjelang pernikahan merupakan bentuk respon emosi bahwa menikah adalah proses peralihan besar dalam hidup. 

Menurut Dr. Jocelyn Charnas, Ph.D.D., psikolog klinis di New York, Amerika Serikat mengungkapkan, stres menjelang pernikahan adalah bentuk pengakuan bahwa menikah adalah transformasi besar dalam hidup. 

Adanya perubahan monumental seperti itu, muncul banyak emosi dan stres yang biasanya tidak ada kaitannya dengan hari pernikahan itu sendiri.

Semua orang merasakannya, namun tidak sedikit yang gagal karena kalah dengan rasa bimbangnya. 

Lebih baik cepat komunikasikan dan tata kembali niatan agar pernikahan impian tidak hanya sekadar bayangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun