Mohon tunggu...
Dody Wibowo
Dody Wibowo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti bidang Pendidikan Damai

Konsultan untuk bidang pendidikan damai dan studi perdamaian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Kepekaan Sosial, Mengajarkan Perdamaian

26 Mei 2019   09:02 Diperbarui: 26 Mei 2019   09:17 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transformasi kegiatan pendidikan yang membuat anak didik sadar atas perannya sebagai makhluk sosial, dimulai dengan mengasah kepekaan sosial mereka sejak dini. Anak didik perlu menumbuhkan kepekaannya pada isu-isu politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan lainnya yang memengaruhi bukan hanya kehidupan pribadi, melainkan juga masyarakat luas hingga tingkat global. 

Untuk itu, anak didik perlu dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang menunjang, yang ketiganya bisa ditemukan dalam konsep pendidikan perdamaian.

Pendidikan perdamaian oleh sebagian orang dimaknai sebagai pendidikan yang bertujuan membuat individu mampu menyelesaikan masalah-masalah interpersonal secara damai. 

Akan tetapi, jika kita mengacu pada pengertian damai yang disampaikan Johan Galtung, seorang peneliti perdamaian, mengenai perdamaian positif, perdamaian memiliki makna yang lebih luas. 

Galtung (1990) menyatakan bahwa perdamaian positif adalah kondisi yang bukan hanya tidak terjadi lagi kekerasan langsung yang bersifat fisik, verbal, dan psikis seperti yang terjadi dalam perang dan konflik dengan kekerasan lainnya, melainkan juga ketika tidak ada lagi kekerasan struktural dan kekerasan kultural.

Kekerasan struktural merupakan kekerasan yang tersembunyi dalam struktur kekuasaan, dibangun dan terwujud dalam bentuk distribusi kekuasaan yang tidak seimbang, dan sebagai hasilnya ialah munculnya ketidakseimbangan kesempatan bagi anggota masyarakat dalam memenuhi hak-hak dasarnya, seperti masyarakat yang tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan dikarenakan sistem pemerintahan yang tidak berjalan dengan semestinya. 

Sementara itu, kekerasan kultural dipahami sebagai bagian dari budaya yang dapat disalahgunakan untuk memperbolehkan penggunaan kekerasan langsung maupun kekerasan struktural. 

Kekerasan kultural melibatkan perasaan, norma, tingkah laku, dan nilai yang dianut oleh masyarakat, seperti diskriminasi oleh masyarakat terhadap kelompok-kelompok tertentu, atau adanya pemahaman masyarakat yang salah, tetapi masih dilanggengkan, seperti pembatasan terhadap hak-hak perempuan.

Dengan menggunakan definisi perdamaian positif tadi, pendidikan perdamaian bisa dimaknai sebagai pendidikan untuk membekali individu dengan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah kekerasan langsung, struktural, dan kultural, yang menjadi sumber ketiadaan perdamaian di masyarakat. Lalu, apa saja pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang perlu diajarkan dalam pendidikan perdamaian?

 

Perilaku damai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun