Transformasi kegiatan pendidikan yang membuat anak didik sadar atas perannya sebagai makhluk sosial, dimulai dengan mengasah kepekaan sosial mereka sejak dini. Anak didik perlu menumbuhkan kepekaannya pada isu-isu politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan lainnya yang memengaruhi bukan hanya kehidupan pribadi, melainkan juga masyarakat luas hingga tingkat global.Â
Untuk itu, anak didik perlu dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang menunjang, yang ketiganya bisa ditemukan dalam konsep pendidikan perdamaian.
Pendidikan perdamaian oleh sebagian orang dimaknai sebagai pendidikan yang bertujuan membuat individu mampu menyelesaikan masalah-masalah interpersonal secara damai.Â
Akan tetapi, jika kita mengacu pada pengertian damai yang disampaikan Johan Galtung, seorang peneliti perdamaian, mengenai perdamaian positif, perdamaian memiliki makna yang lebih luas.Â
Galtung (1990) menyatakan bahwa perdamaian positif adalah kondisi yang bukan hanya tidak terjadi lagi kekerasan langsung yang bersifat fisik, verbal, dan psikis seperti yang terjadi dalam perang dan konflik dengan kekerasan lainnya, melainkan juga ketika tidak ada lagi kekerasan struktural dan kekerasan kultural.
Kekerasan struktural merupakan kekerasan yang tersembunyi dalam struktur kekuasaan, dibangun dan terwujud dalam bentuk distribusi kekuasaan yang tidak seimbang, dan sebagai hasilnya ialah munculnya ketidakseimbangan kesempatan bagi anggota masyarakat dalam memenuhi hak-hak dasarnya, seperti masyarakat yang tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan dikarenakan sistem pemerintahan yang tidak berjalan dengan semestinya.Â
Sementara itu, kekerasan kultural dipahami sebagai bagian dari budaya yang dapat disalahgunakan untuk memperbolehkan penggunaan kekerasan langsung maupun kekerasan struktural.Â
Kekerasan kultural melibatkan perasaan, norma, tingkah laku, dan nilai yang dianut oleh masyarakat, seperti diskriminasi oleh masyarakat terhadap kelompok-kelompok tertentu, atau adanya pemahaman masyarakat yang salah, tetapi masih dilanggengkan, seperti pembatasan terhadap hak-hak perempuan.
Dengan menggunakan definisi perdamaian positif tadi, pendidikan perdamaian bisa dimaknai sebagai pendidikan untuk membekali individu dengan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah kekerasan langsung, struktural, dan kultural, yang menjadi sumber ketiadaan perdamaian di masyarakat. Lalu, apa saja pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang perlu diajarkan dalam pendidikan perdamaian?
Â
Perilaku damai