Mohon tunggu...
Dody Wibowo
Dody Wibowo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti bidang Pendidikan Damai

Konsultan untuk bidang pendidikan damai dan studi perdamaian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Kepekaan Sosial, Mengajarkan Perdamaian

26 Mei 2019   09:02 Diperbarui: 26 Mei 2019   09:17 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Castro dan Galace (2010) memberikan beberapa alternatif pengetahuan, keterampilan, dan perilaku damai yang bisa diajarkan kepada anak didik. Dalam lingkup pengetahuan, kita perlu mengajarkan pemahaman tentang perdamaian yang menyeluruh; perdamaian yang bukan hanya ketika tidak ada lagi peperangan, melainkan juga ketika berbagai masalah di masyarakat yang bersumber dari kekerasan struktural dan kultural juga terselesaikan.

Anak didik juga perlu untuk memahami perbedaan antara konflik dan kekerasan. Konflik bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan perlu diselesaikan dengan cara nirkekerasan. Jika konflik bisa diselesaikan dengan cara nirkekerasan, bisa memberikan pembelajaran yang positif. Anak didik perlu mengenal berbagai konsep seperti, nirkekerasan, transformasi konflik, dan pembangunan yang berkelanjutan.

Selain pengetahuan, anak didik juga perlu untuk memiliki beberapa keterampilan dasar yang bermanfaat untuk mewujudkan perdamaian. Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan berpikir reflektif yang membantu anak didik memahami dirinya dengan lebih baik dan menyadari relasi antara dirinya dan orang serta makhluk lain. 

Anak didik juga perlu memiliki kemampuan analisis dan berpikir kritis, berkomunikasi yang efektif, mengambil keputusan, berpikir kreatif, mengelola konflik, membangun empati, dan bekerja dalam kelompok.

Pengetahuan dan keterampilan tadi perlu dilengkapi dengan perilaku yang mendukung. Untuk itu, anak didik perlu diajarkan dan dibiasakan dengan perilaku-perilaku seperti menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, menghargai hak hidup setiap makhluk, menjunjung kesetaraan gender, kasih sayang, peduli pada dunia, peduli pada lingkungan, kerjasama dan kolaborasi, keterbukaan dan toleransi, keadilan, tanggung jawab sosial, dan memiliki visi yang positif. 

 Peran pendidik

Untuk mendampingi anak didik bertansformasi menjadi manusia yang berkembang dari sisi individu dan sosialnya, para pendidik juga perlu menginternalisasi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku di atas. Pendidik, dalam hal ini guru di sekolah dan orangtua di rumah akan menjadi role model bagi anak didik. 

Selain itu, para pendidik juga perlu memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku damai dalam kegiatan belajar dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

Salah satu contoh bentuk kegiatan sederhana, tapi bermakna yang bisa dilakukan ialah mengajak anak didik untuk mengingat satu fenomena sosial yang terkait dengan kekerasan langsung, kekerasan struktural, atau kekerasan kultural, yang dia lihat dalam perjalanan menuju atau sepulang sekolah. 

Fenomena tersebut digunakan sebagai bahan diskusi kritis untuk membahas mengapa situasi tersebut terjadi dan apa solusi kreatif yang bisa diambil untuk merespon situasi tersebut. 

Pembiasaan diskusi mengenai fenomena sosial ini jika dilakukan secara kontinu, akan membantu anak didik untuk membangun kepekaan sosialnya. Selain itu, jika para pendidik bisa berpikir kreatif, mereka bisa membantu anak didik untuk memahami relasi antara apa yang mereka pelajari di dalam kelas dan fenomena sosial di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun