Dalam kisah Mahabharata kita juga mengenal perseteruan antara Pandawa dan Kurawa yang akhirnya memuncak dalam sebuah peperangan besar antara saudara yaitu perang besar Bharatayudha. Kisah  dimulai dari permainan dadu antara Yudhistira dan Kurawa yang menyebabkan Pandawa harus kehilangan semuanya dan harus mengasingkan diri di hutan selama 12 tahun dan 1 tahun penyamaran tanpa boleh diketahui sebelum hak-haknya dikembalikan.Â
Dalam permainan dadu ini  terlihat kelemahan manusia dalam diri Yudhistira yang tidak bisa mengendalikan diri dan mempertaruhkan Kerajaan dan semua yang dia miliki.  Permainan dadu tersebut sebenarnya telah diatur sedemikian rupa oleh Patih Sengkuni sehingga dimenangkan oleh Kurawa.
Meski telah menjalani pengasingan dan penyamaran namun hak para Pandawa tidak dikembalikan yang menyebabkan pecahnya perang besar Bharatayudha antara para Pandawa dan sekutunya dengan Raja Duryudana beserta Kurawa dari Hastinapura dengan Sekutunya. Sebenarnya perang besar ini bukanlah perang tentang harta dan taktha namun perang antara kebaikan dan kejahatan.
Salah satu kisah yang mengharukan dalam Perang Bharatayudha adalah gugurnya Raden Gatotkaca putra Bima  yang juga diceritakan dalam panel komik R.A. Kosasih dalam seri  Bharatayudha.Â
Nama Raden Gatotkaca telah terkenal melintasi jaman, banyak sekali yang mengetahui karakter tokoh yang satu ini yang terkenal dengan otot kawat dan tulang besi  serta mampu terbang di angkasa. Kisah kelahirannya  juga unik, tali pusarnya tidak bisa dipotong oleh senjata sakti apapun kecuali senjata yang dikenal dengan nama senjata Kontawijayadanu.Â
Senjata Konta adalah senjata sakti yang hanya bisa digunakan satu kali saja, senjata ini jatuh ke tangan Adipati Karna, ketika akan direbut dari Karna oleh Arjuna hanya sarungnya (warangka) saja yang bisa direbut. Warangka senjata Konta tersebut ternyata bisa memotong tali pusar bayi Gatotkaca dan menyatu ke dalam tubuhnya. Kulit Gatotkaca tidak bisa dilukai oleh senjata apapun kecuali oleh senjata Konta.
Dalam perang besar  Bharatayudha, Gatotkaca diminta untuk menjadi panglima perang (senopati agung) pihak Pandawa oleh Kresna. Kresna adalah penasihat Pandawa dan dia sebenarnya punya maksud untuk memancing senjata Konta keluar. Senjata Konta sebenarnya disiapkan Karna untuk menghadapi Arjuna dan Arjuna pasti akan kalah bila berhadapan dengan senjata sakti ini.Â
Kresna paham betul akan hal ini, dan tugas yang akan diberikan kepada Gatotkaca adalah sebuah tugas pengorbanan untuk menyelamatkan Arjuna, tetapi dia sungguh percaya kepada Gatotkaca yang akan menyelesaikan tugas ini dengan baik karena Gatotkaca sangat setia dan memegang teguh prinsip-prinsip Kesatria demi keutuhan dan keselamatan para Pandawa.Â
Akhirnya Gatotkaca tampil sebagai panglima perang di perang  Bharatayudha. Dia mengeluarkan kesaktiannya yang menakutkan di medan perang  yang belum pernah diperlihatkan sebelumnya. Formasi pasukan Kurawa dan Hastinapura hancur lebur, tidak terhitung yang tewas karena sepak terjang Gatotkaca di medan tempur.Â
Gatotkaca mewarisi kekuatan seorang raksasa dari garis ibunya dan kecerdasan seorang manusia dari garis ayahnya. Pertempuran berlangsung hingga hari gelap dan telah menimbulkan kepanikan di pihak Kurawa karena tidak ada yang mampu menandingi kesaktian Gatotkaca.
Namun takdir Gatotkaca telah ditentukan malam itu. Amarah Adipati Karna memuncak melihat Gatotkaca menghancurkan pasukannya dan emosinya terpancing ketika tanpa sadar tiba-tiba senjata sakti Konta yang berupa tombak telah tergenggam di tangannya. Adipati Karna melemparkan senjata sakti Konta ke arah Gatotkaca terbang.Â