Dalam cerita wayang, Rahwana adalah sosok yang sangat jahat dan lambang angkara murka, Â dia lahir dari seorang ayah yang memiliki spiritualitas tinggi namun terjerumus hawa nafsu. Ini memberikan pelajaran bahwa manusia tidak bisa sombong dan mengandalkan dirinya sendiri selain bergantung kepada Sang Pencipta kehidupan.
Rahwana  tidak bisa mati dan usianya 7 kali usia jagad namun masih bisa merasakan sakit. Dia kalah karena ditimbun gunung oleh Hanoman yang menjepit dan menguburnya.  Dalam komik ini kita bisa mengetahui bahwa Rahwana dengan segala kekuasaannya tidak memaksa Sinta untuk menerima cintanya, namun dengan "sabar" menunggu agar Sinta juga tertarik kepada dirinya.
Ketika membaca komik Ramayana ini, saya justru menemukan satu karakter Kesatria hebat yang tersamar dalam alur kisah Rama dan Sinta. Dialah Raden Laksmana adik Rama yang selalu  setia menemani kakaknya ketika memgembara di hutan hingga Dewi Sinta berhasil dibebaskan dari tangan Rahwana. Kesetiaan teguh terhadap kehidupan Kesatria tergambar dalam diri Raden Laksmana
Dari kisah Mahabharata kita mengenal sosok Bisma Dewabrata yang karena cinta kepada ayah dan negaranya dia rela untuk melepaskan takhta Hastinapura yang menjadi haknya dan bersumpah untuk tidak menikah dan tidak memiliki keturunan agar tidak terjadi perselisihan antara keturunannya dengan keturunan ayahnya dari ibu tirinya.
Ddan agar kelak yang menjadi Raja Hastinapira adalah keturunan dari ibu tirinya sebagaimana syarat yang diajukan oleh Dewi Satyawati sebelum menikah dengan Prabu Santanu, ayah Bisma.
Bisma  membuat keputusan besar dalam hidupnya, tidak hanya melepas takhta dia juga telah melepas cintanya walaupun cinta itu belum hadir di dalam kehidupannya tanpa menyadari bahwa terkadang cinta bisa tiba-tiba datang ke dalam hidup manusia dalam bentuk yang tidak terpikirkan sebelumnya, hingga dalam kisah "supata seorang putri" cinta itu datang dalam rupa Dewi Amba.Â
Karena keteguhannya terhadap sumpahnya Bisma menakuti Dewi Amba dengan senjata pusakanya agar menjauhi dirinya namun tidak sengaja senjata tersebut terlepas dan mengenai Dewi Amba.
Sebelum meninggal, Dewi Amba berbicara kepada Bisma bahwa kelak dalam perang besar ia akan menjemputnya ke alam keabadian  dan menitis kepada Kesatria wanita.Â
Bisma menerima ini semua dan ketika perang besar Bharatayudha terjadi ia bertemu Kesatria wanita titidan Dewi Amba bernama Srikandi di medan tempur. Ketika bertemu dengan Srikandi, Bisma melepaskan seluruh kesaktiannya dan tubuhnya terluka oleh senjata Srikandi. Bisma dengan ikhlas menemui jalan kematiannya di Perang Bharatayudha. Bukan Kurawa yang ia bela dalam perang ini namun negaranya tercinta Hastinapura.
Lalu ada kisah Prabu Pandu Dewanata, Raja besar Hastinapura ayah Pandawa 5 Â yang terkenal dengan kebijaksanaan dan kesaktiannya yang luar biasa. Namun usia Prabu Pandu sangat singkat ketika ia dan salah satu istrinya Dewi Madrim harus pergi meninggalkan dunia untuk selama-lamanya karena sebuah peristiwa dan meninggalkan para putranya Pandawa 5: Yudhistira, Bima , Arjuna dan si kembar Nakula, Sadewa dalam pengasuhan Dewi Kunthi, istrinya.Â
Kisah ini memberikan pelajaran bahwa terkadang hidup berjalan tidak sebagaimana yang dikehendaki dan kita harus berani menghadapi kenyataan hidup atau kalau orang Jawa bilang dengan istilah nglakoni.