Bisma juga meminta para Raja dan Kesatria di sana yang tidak puas untuk adu tanding dengannya, namun tidak ada satupun yang berani  menghadapi Bisma karena kesaktian Bisma sudah sangat termasyhur. Ketiga putri Kasi tersebut segera diboyong ke Kerajaan Hastinapura.
Bisma dan Dewi Amba
Tanpa sepengetahuan Bisma ternyata Dewi Amba sudah mempunyai tambatan hati yaitu Prabu Salwa sehingga ketika Wicitrawirya mengetahui hal ini dia tidak mau menerima Amba sebagai permaisurinya dan meminta Bisma untuk menghantar Amba ke Prabu Salwa namun Prabu Salwa menolak Amba lantaran Bismalah yang memenangkan sayembara tersebut.Â
Betapa hancur hati Dewi Amba mendapat penolakan tersebut dan seharusnya satu-satunya orang yang paling bertanggung jawab dan  menerimanya adalah Bisma.
Dewi Amba terus mengikuti Bisma dan meminta Bisma untuk menerima cintanya . Hari demi hari berlalu dan mungkin inilah salah satu kisah cinta paling rumit dalam dunia wayang.Â
Mungkin Bisma tidak pernah menyadari bahwa cinta bisa tiba-tiba datang dalam proses kehidupan manusia dalam berbagai bentuk dan kisah yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Mungkin memang pada akhirnya Bisma benar-benar jatuh cinta kepada Dewi Amba, namun rasa cinta itu tersekat oleh janji dan sumpahnya.Â
Pada akhirnya Bisma adalah Kesatria utama yang tetap setia memegang sumpahnya, tiba-tiba di tangannya telah tergenggam panah pusaka, maksud Bisma mengeluarkan senjata pusaka itu hanya untuk menakut-nakuti Amba agar menjauh dan  pergi darinya namun tanpa sengaja panah sakti tersebut terlepas dari tangannya dan meluncur hingga menancap di dada Dewi Amba.
Bisma sangat terkejut dan langsung meraih tubuh Dewi Amba yang sedang berada dalam sakratul maut, tidak ada tatapan dendam dari Dewi Amba kepadanya, sesaat sebelum menghembuskan napas terakhirnya Dewi Amba mengatakan kepada Bisma, kelak ketika suatu hari nanti perang besar terjadi sukmanya akan menitis di tubuh prajurit wanita bernama Srikandi dan akan  menjemput Bisma untuk bersama menuju alam keabadian.Â
Bisma berjanji akan menunggu waktu dan hari itu. Apa yang terjadi hari itu menjadi beban seumur hidup Bisma.
Tanpa cinta seorang wanita mungkin hidup Bisma terlihat sunyi namun karena rasa cinta pula ia menjalani dengan sabar  masa kehidupannya yang panjang dan menantikan saat  yang telah dikatakan Dewi Amba kepadanya.
Takhta Hastinapura lowong dan keputusan besar Bisma
Tidak lama setelah melangsungkan pernikahan, ternyata Prabu Wicitrawirya mengidap penyakit dan meninggal dalam usia yang masih muda. Â Prabu Wicitrawirya belum memiliki keturunan ketika mangkat sehingga takhta Hastinapura menjadi lowong. Kembali Kerajaan Hastinapura harus kehilangan Rajanya dan tanpa suksesi yang jelas.
Menghadapi situasi pelik ini Bisma kembali membuat keputusan besar demi menyelamatkan negaranya. Bisma tetap tidak menaiki takhta Hastinapura karena kesetiaan akan janji dan sumpahnya. Ia mengetahui bahwa dari pernikahan sebelumnya Ibu Suri Satyawati memiliki keturunan bernama Abiyasa.Â