Kelenteng Sin Tek Bio juga menjadi saksi bisu perkembangan Pasar Baru sejak pertama kali didirikan hingga saat ini. Meski sudah berusia lebih dari 3 abad dan telah mengalami beberapa kali pemugaran sejak masa Indonesia merdeka namun Kelenteng Sin Tek Bio terlihat masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Pada ruang utama di bagian depan Kelenteng terdapat sebuah Altar Utama. Menurut apa yang dituliskan dalam buku Riwayat Singkat Sin Tek Bio karya Bambang S (2006:12) Sin Tek Bio merupakan satu dari 9 Kelenteng Utama di Jakarta yang menempatkan Hok-tek Ceng-sin (Fu-de Zheng-shen) atau Tu-di Gong/Thouw-te Kong (Dewa Bumi dan Rejeki) sebagai Dewata/Sin-beng (Shen-ming) Utama di Altar.
Menurut informasi, Patung Hok-Tek Ceng-Sin yang berada di altar utama diperkirakan sudah berumur sama dengan umur Vihara ini, bahkan mungkin lebih tua sebelum tahun 1696 karena patung ini didatangkan langsung dari negeri Tiongkok. Hok-Tek Ceng-Sin merupakan dewata favorit bagi orang Tionghoa karena pada umumnya orang Tionghoa bekerja sebagai petani dan pedagang.
Kelenteng Sin Tek Bio ini terdiri atas dua lantai dan beberapa ruangan. Sewaktu mengunjunginya  di hari Imlek kemarin banyak Lampion-lampion indah yang bergantungan di langit-langitnya dan lilin-lilin merah menyala di Altar utamanya dan di sekeliling ruangannya. Bangunan tua tersebut terlihat semarak dengan cahaya indah lampion dan lilin di hari Imlek kemarin.
Di ruangan tengahnya terdapat  Altar Sakyamuni Budha, para Budha dan Bodhisattva Buddhis dan juga Altar-Altar pemujaan lainnya.
 Banyak umat yang berdoa di tempat ini. Pada bagian belakang di lantai 1 terdapat patung Budha besar yang sedang tersenyum, yang juga menjadi ciri khas Kelenteng ini.
Naik ke lantai 2 kita akan menemui beberapa Altar dan banyak patung-patung.Â
Menurut informasi di Kelenteng ini terdapat 14 Altar di ruang utama dan 14 Altar di  Lantai atas serta terdapat ratusan patung. Beberapa patung ada yang berasal dari abad ke-17 dan sudah berusia lebih dari 3 abad.