Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Editor - nalar sehat N mawas diri jadi kata kunci

RidaMu Kutuju

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Berperilaku Cerdas di Tengah Ketidakpastian

30 Mei 2020   10:43 Diperbarui: 30 Mei 2020   10:44 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sementara krisis akibat pandemi covid-19 dewasa ini selain hampir semua sektor dan sendi perekonomian dalam keadaan stagnan, dimana kalangan terdampak yang paling memprihatinkan justru dari kalangan masyarakat ekonomi kelas bawah dan sektor UMKM yang jumlahnya lebih dari 70 juta itu. Kemampuan mereka untuk beradaptasi tentu berbeda dan tidak selentur seperti pada krisis 1998, karena adanya keharusan agar masyarakat berperilaku cerdas sesuai dengan protokol kesehatan atau protokol penanganan pandemi covid-19. 

Hanya saja, anjuran dan peraturan untuk melakukan social distancing atau menjaga jarak, dalam arti menghindari kerumunan massa, dan segala kegiatan dilakukan "di" dan "dari" rumah saja selagi covid-19 masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat adalah bagian yang sangat menentukan kegiatan ekonomi warga dan dunia usaha. Sehingga terjadi tarik menarik antara desakan kebutuhan hidup warga di satu pihak dan disiplin warga untuk menaati peraturan yang digariskan pemerintah di pihak lain.

Namun demikian di tengah kemandekan dan "kebuntuan" gerak perekonomian dan dunia usaha saat ini muncul sosok pelaku usaha UMKM yang Cerdas Berperilaku dan hampir sama sekali tidak terpengaruh oleh hingar bingarnya pandemi covid-19. Jika mengamati perilaku pedagang di pasar Tanah Abang yang tergolong profesional saja seperti kehilangan akal dalam menghadapi masa pandemi ini, terbukti mereka nekat berjualan meskipun sudah diperingatkan bahkan dilarang hingga diberikan sanksi. 

Oleh karenanya, ditinjau dari segi konsep usaha dan langkah kongkret dari pelaku usaha yang satu ini rasanya patut direnungkan dan dijadikan bahan pembelajaran.

Dokpri (mei '20)
Dokpri (mei '20)

Beberapa hari lalu gawai yang biasa penulis pakai mengalami gangguan tidak dapat mengeluarkan suara. Sebelum ini, smartphone yang sama pernah dua kali mengalami gangguan dan dibawa ke tukang servis HP untuk diperbaiki, tetapi pelayanannya sempat membuat penulis kecewa. Maka dari itu penulis mencoba untuk mencari tukang servis HP lain tak jauh dari rumah di bilangan Jakarta Selatan, dengan mengendarai sepeda motor dan tak lupa mengenakan masker, berjalan perlahan sembari mengamati ke kiri dan kanan. Lalu tanpa sengaja bertemulah apa yang dicari. 

Dari pandangan pertama saja  saat turun dari sepeda motor seraya menghampiri tempat usaha servis HP tersebut, penulis sudah dibuat terkesan bahkan tertegun oleh sederet nilai positif yang jarang dijumpai. Menurut ilmu manajemen pemasaran apa yang disebut advantage (keunggulan), baik comparative advantage maupun competitive advantage, di antaranya adalah:

1. Mulai dari (pemilihan) bidang usaha yang visioner karena menurut para futuris, ekonomi digital merupakan prospek ekonomi masa depan.

2. Lantas (pemilihan) lokasi usaha dengan lingkungan yang masih cukup teduh oleh pepohonan dan bersih di pinggir jalan lebar yang tidak bising tetapi merupakan jalan alternatif dan strategis bagi para pekerja kantoran.

3. Kios (diperkirakan sewaan) berukuran 3 x 3 meter ditata dengan apik dan menarik. Ruang dibagi menjadi dua dibatasi sekat kaca, sehingga ruang kerja yang dilengkapi dengan dua kursi dan berbagai peralatan kerja cukup lengkap dan modern dapat terlihat dari ruang tamu sekaligus merupakan etalase di depannya.

4. Di lemari kaca etalase dan rak gantung hanya menyediakan kartu voucher dan berbagai aksesori telepon genggam, tetapi tidak tampak terpajang HP baru untuk dijual. Mungkin untuk memberikan kesan fokus usaha di bidang jasa servis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun